JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya penawaran pengunduran diri yang diumumkan oleh PT Nikomas Gemilang, kepada 1.600 karyawannya mendapat kecaman dari Partai Buruh.
Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI, Said Iqbal meminta kepada karyawan di sana untuk menolak penawaran tersebut. Apalagi perusahaan memakai alasan resesi global dalam pengumuman tersebut.
"Rakernas Partai Buruh bersama organisasinya memutuskan melawan PHK yang semena-mena atas nama resesi. Kami mengimbau di dalam serikat buruh di sana untuk menolak paket tersebut, karena paketnya murah," ujar Said Iqbal dalam konferesi pers secara virtual, Senin (16/1/2023).
Said Iqbal bilang, paket kompensasi yang ditawarkan kepada 1.600 karyawan PT Nikomas Gemilang terbilang rendah. Karena tidak mengacu terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang masih berlaku.
Baca juga: Penjelasan Kemenaker soal PT Nikomas: Resign Harus Inisiatif Karyawan, Bukan Paksaan atau Penawaran
PT Nikomas Gemilang merupakan pabrik sepatu olahraga yang menciptakan merek ternama seperti Nike, Adidas, Puma, dan Asics. "Karena paketnya menggunakan UU Cipta Kerja yang 0,5 kali dari peraturan, PPnya (yang dipakai) Nomor 35 Tahun 2021. Kalau nawarin paket (PHK) itu harus di atas undang-undang (ketenagakerjaan) tiga kali aturan, empat kali aturan," sebutnya.
"Kalau aturannya empat tahun ke atas, sembilan bulan pesangon gaji. Kalau tiga kali jadi 27 kali, ini rendah, akal-akalan. Karena ini (hitungan pesangon dan upahnya) dari Banten pindah ke Jawa Tengah," lanjut Said Iqbal.
Lebih lanjut kata dia, di Indonesia tidak terdampak terhadap resesi global. Karena Indonesia, pertumbuhan ekonominya tertinggi ketiga di dunia. Kemudian, pertumbuhan alas kaki di Tanah Air pun terbilang positif mencapai 17-20 persen.
"Untuk itu Partai Serikat Buruh melawan PHK dengan dalil resesi. Enggak ada resesi. Indonesia dengan pertumbuhan ekonominya tiga terbesar di dunia, setelah India, Filipina, baru Indonesia. Indonesia negara terkaya nomor tujuh di dunia, tak ada alasan. Pertumbuhan industri alas kaki menurut Kementerian Keuangan, 17 persen sampai 20 persen. Ini akal-akalan pengusaha berdalih bayar pesangon murah," papar Said Iqbal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.