Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Bali Utara Ditolak, Kemenhub Pilih Tingkatkan Bandara I Gusti Ngurah Rai

Kompas.com - 19/01/2023, 12:18 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) angkat suara soal penolakan rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. Adapun penolakan ini disampai Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, proyek pembangunan Bandara Bali Utara tidak masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Intinya kalau dari daftar PSN pemerintah sudah tidak memasukkan Bandara Bali Utara di PSN," kata Adita di Gedung DPR, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Megawati Tolak Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara, Dirut PT BIBU: Saya Melihat Beliau Khawatir, Bukan Menolak

Adita mengatakan, pembangunan bandara baru di Bali dilakukan untuk mendukung sektor pariwisata.

Meski demikian, ia mengatakan, pemerintah tidak hanya melihat infrastruktur bandara tetapi juga jalan tol dan pelabuhan penyeberangan.

Adita juga mengatakan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih bisa ditingkatkan untuk mendukung sektor pariwisata.

"Nah kita melihat bandara yang ada sekarang ini Bandara Ngurah Rai masih bisa ditingkatkan, jadi tahun ini akan ditingkatkan 3 kali lipat atau sekitar 35 juta kapasitas penumpang per tahun tiga kali lipat dari kondisi eksisting," ujarnya.

Lebih lanjut, Adita mengatakan, akan lebih baik mengintegrasikan seluruh infrastruktur di Bali dibandingkan membangun bandara baru.

"Kami akan fokus dulu lebih dulu pengembangan Bandara Ngurah Rai yang ada dan AP1 juga sudah confirm akan ada peningkatan kapasitas ya kita optimalkan yang ada dulu," ucap dia.

Baca juga: Bendungan Tiro hingga Bandara Bali Utara Dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional

Dikutip Regional Kompas.com, Megawati Soekarnoputri mengaku menolak rencana pembangunan Bandara Bali Utara yang berlokasi di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Menurut Megawati keberadaan bandara tersebut bisa menyingkirkan keberadaan masyarakat lokal dan hanya menguntungkan para investor pariwisata.

"Waktu mau dibangun (bandara) lagi di Buleleng, saya kan bilang gitu, keluarga besar saya itu di sana, mau dibikin lapangan terbang, ngamuk saya. Saya panggil Pak Koster, enak aja ku bilang, hanya untuk nguntungin pariwisata. Enggak," kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar, Senin (16/1/2023).

Menurut Megawati penolakannya tersebut akhirnya didengar oleh Presiden Jokowi.

"Akhirnya Pak Jokowi dengar, enggak tahu dari mana sama Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung), Pram tolong banget ini atas nama warga Bali, aku bilang, hanya jangan mikirin diri sendiri, Pulau Bali ini (kecil) tahu enggak, penduduknya hanya berapa, terus yang mau di datang ke sini hanya investor doang," lanjutnya.

Megawati menuturkan, Presiden Jokowi dan beberapa menterinya sempat mendatangi dan membujuknya agar menyetujui rencana pembangunan bandara tersebut. Namun dia kukuh menolak.

"Saya nanya, didatangkan, nih Pak Koster, Pak Wakil, Pak Menteri, Jokowi yah, waktu itu masih Wishnutama (Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) ke rumah saya. Saya kaget. Hanya untuk membujuk saya. Oh saya kalau sudah digituin, saya bilang enggak, gitu. Saya mewakili rakyat Bali," kata dia.

Ia mengatakan sikap penolakannya itu bukan tanpa alasan. Selain karena pulau yang kecil, Bali sudah memiliki Bandara I Gusti Ngurah Rai yang masih mampu melayani penumpang mancanegara dan domestik.

Megawati juga menawarkan alternatif menambah runway di Bandara I Gusti Ngurah Rai jika terjadi penumpukan. Selain itu, pihak pengelola juga bisa memaanfaatkan keberadaan Bandara Banyuwangi dan Bandara Juanda, Surabaya.

"Saya bilang why not kalau hanya urusan gitu dibikin segitiga. Saya pernah presiden loh tolong juga deh, namanya Ngurah Rai Bali terus Banyuwangi terus Surabaya dibikin tiga triangle gitu," kata dia.

Baca juga: India dan Arab Saudi Minat Kembangkan Bandara Kertajati, Kemenhub Pararel Benahi Infrastukturnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com