Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjemput (Rumah) Impian Milenial

Kompas.com - 06/02/2023, 16:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selasar salah satu restoran cepat saji di Kawasan Cipinang, Jakarta Timur, sudah ramai saat Kompas.com datang dan menemui Hana Adi (30), karyawan swasta di Jakarta, yang sudah duduk di kursi paling pojok sembari menyeruput kopi susu yang telah dipesannya pada Rabu (1/2/2023).

Sore itu, Hana tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sebab, dua impian besarnya, yakni memiliki rumah dan menikah akan tercapai dalam waktu dekat.

Di saat banyak para milenial menunda membeli rumah demi menikah, atau menunda menikah demi membeli rumah lebih dulu, Hana justru ingin mewujudkan keduanya dalam waktu yang tidak berselang lama.

Di awal tahun 2022, ia sudah membeli rumah. Sementara pada awal 2023, ia memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya, Dhea, tepatnya pada 4 Februari 2023.

"Impian harus dijemput bro kayak lagu KLa Project, menjemput impian," ujarnya sembari tertawa.

Baca juga: Milenial Mau Punya Hunian? Pertimbangkan Rumah Subsidi

Lika-liku

Sejak satu setengah tahun lalu, Hana sudah berencana ingin membeli rumah yang akan jadi tempat tinggalnya bersama istri dan anak-anaknya kelak. Sebab sudah 24 tahun lamanya, Hana tinggal bersama orang tua dan kedua adiknya di rumah yang berada di salah satu perumahan di Tambun, Kabupaten Bekasi.

Namun kenaikan harga rumah yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan gaji karyawan per tahun, membuat Hana sadar betul tidak mudah menjemput impiannya memiliki rumah pertama.

Hal itu sudah ia buktikan saat mencari rumah impiannya. Sudah lebih dari 4 kali, Hana keluar-masuk perumahan di Bekasi, survei langsung, dan bertemu marketing perumahan. Usahanya juga dilakukan via daring melalui di situs web jual-beli rumah, hingga mencari informasi langsung dari media sosial pengembang perumahan.

Baca juga: Syarat dan Cara Pengajuan KPR Rumah Subsidi di Bank BTN


Hana juga membuat perhitungan dengan membandingkan harga rumah di berbagai perumahan, bunga kredit kepemilikan rakyat (KPR) antar bank, hingga besaran uang muka atau down payment (DP). Hal itu dilakukan untuk memberikan gambaran detail terkait biaya KPR-nya. Namun tidak ada yang cocok, semua terganjal masalah harga.

"Dulu udah muter-muter di Bekasi tapi harga rumahnya Rp 300 jutaan sampai Rp 500 jutaan. Malah ada yang 600 juta tanahnya 72 meter persegi. Itu cicilannya bisa Rp 3 jutaan per bulan di awal. Gimana tahun-tahun berikutnya?. Padahal dulu harganya enggak segitu. Nyesel kenapa enggak beli dari dulu," ungkapnya.

Selain soal harga, milenial juga harus siap dengan beragam tantangan menuju akses ke lokasi perumahan yang dilirik. Sebab tidak semua perumahan memiliki akses jalan yang baik.

Di Kabupaten Bekasi saja kata Hana, banyak perumahan yang akses lokasinya sulit dijangkau, jalan berlubang, banyak genangan setelah hujan, dan minim penerangan di malam hari. Jika tidak hati-hati saat melaluinya, bukan sampai ke rumah impian, justru bisa sampai di rumah sakit. Namun semua itu ia harus dilalui demi menemukan rumah impiannya.

Baca juga: Harga Tanah Mahal Jadi Alasan Rumah Subsidi Tidak Dibangun di Lokasi Strategis

Sementara itu, Andi Nugraha (37), Marketing Perumahan Panorama Bekasi Residence di Tambun, Kabupaten Bekasi mengatakan, selain soal harga dan akses, biasanya masalah generasi milenial membeli rumah adalah ketersediaan DP yang terbatas. Hal itu tidak terlepas dari kebiasaan generasi milenial yang kerap mengutamakan gaya hidup (lifestyle) ketimbang menabung untuk membeli rumah.

Oleh karena itu, Andi mengatakan banyak generasi milenial yang kerap mencari rumah dengan DP ringan atau bahkan 0 persen. Masalah tersebut juga sudah ditangkap oleh industri perbankan dengan memberikan promo DP 0 persen. Dengan begitu, milenial cukup membayar booking fee di awal kisaran Rp 1 juta hingga Rp 5 juta, sementara biaya-biaya proses lainnya sebelum akad KPR disubsidi oleh pengembang perumahan.

"Jadi tinggal langsung cicilan. Ini agar milenial bisa lebih tertarik beli rumah," kata Andi saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Pemerintah Kaji Kenaikan Harga Rumah Subsidi

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com