Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi 2024 Ditargetkan Tumbuh 5,7 Persen, padahal Saat Tahun Politik Cenderung Melambat

Kompas.com - 21/02/2023, 14:22 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2024 bisa di kisaran 5,3 persen-5,7 persen. Namun, ekonom menilai target tersebut cukup menantang, bahkan sulit untuk bisa mencapai batas atas di tengah kondisi tahun politik. 

Seperti diketahui, pemilihan presiden (pilpres) akan berlangsung pada 2024, yang sekaligus menjadi tahun terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan mencapai 5,3 persen hingga 5,7 persen, saya pikir akan cukup menantang untuk mencapai target ini terutama mencapai target batas atas," ujar Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Ia menjelaskan, jika melihat tren pertumbuhan ekonomi di periode tahun politik sebelumnya, secara pola justru pertumbuhan cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Jokowi Target Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,7 Persen di 2024

Seperti pada 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,01 persen, lebih rendah dari pertumbuhan di 2013 yang sebesar 5,78 persen. Begitu pula pada 2019, ekonomi tercatat tumbuh sebesar 5,02 persen, melambat dari pertumbuhan di 2018 yang sebesar 5,17 persen.

"Kalau melihat dari periode tahun transisi politik seperti di tahun 2014 dan 2019, kita melihat adanya tren di mana pertumbuhan ekonomi justru mengalami penyesuaian ke bawah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata dia.

Yusuf menuturkan, umumnya untuk beberapa investor, terutama investor baru, tahun politik bisa diartikan sebagai momentum wait and see. Investor ingin melihat terlebih dahulu siapa yang terpilih menjadi pemimpin baru, beserta jajaran kabinet dan kebijakan yang dipilih.

Kondisi tersebut tentu bisa mempengaruhi kinerja investasi dalam negeri, yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Menghalau Resesi, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Di sisi lain, kontribusi belanja pemilu terhadap perekonomian, kata dia, tidak akan terlalu signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup memungkinkan untuk dicapai di 2024 yakni 5,3 persen.

"Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen di tahun ini, saya pikir pertemuan ekonomi di tahun depan berpotensi akan berada pada level yang sama, atau tidak berada di level yang lebih rendah," ungkapnya.

Ia menjelaskan, jika melihat faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa tumbuh lebih tinggi, kondisinya dinilai masih akan cukup menantang untuk didorong pertumbuhannya.

Baca juga: Melihat Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN pada 2022, Siapa yang Tertinggi?

Misalnya, pada industri manufaktur yang merupakan sektor dengan proporsi cukup besar dalam menyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia, namun bila melihat pertumbuhannya dalam beberapa tahun terakhir, selalu berada di bawah level 5 persen.

"Sehingga tentu ini akan menjadi cukup menantang jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi untuk bisa mencapai batas atas target (5,7 persen)," kata Yusuf.

Menurutnya, harapan pendorong ekonomi di tahun depan kemungkinan ada pada sektor lapangan usaha lain, seperti perdagangan. Hanya saja, pertumbuhan sektor perdagangan sangat bergantung pada daya beli masyarakat.

"Sektor ini tentu akan sangat dipengaruhi apakah daya beli terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah itu sudah meningkat setelah mengalami perlambatan selama pandemi di 3 tahun ke belakang," tutup Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com