Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Politisi Partai Demoraksi Indonesia Perjuangan.

Tawaran Desain Kebijakan Fiskal 2024

Kompas.com - 17/04/2023, 11:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SIKLUS anggaran untuk Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2024 telah bergulir. Akhir semester pertama tahun ini, pemerintah harus mengajukan pokok-pokok kebijakan fiskal dan asumsi ekonomi makro Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 kepada Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

APBN 2024 adalah APBN terakhir di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma’ruf Amien. Tentu kedua pemimpin nasional tersebut mengharapkan banyak legasi baik.

Kalau kita rangkum berdasarkan agenda agenda penting yang menjadi program strategis hingga 2024 antara lain; penghapusan kemiskinan ekstrem hingga nol persen; penurunan angka stunting nasional hingga 14 persen; pengendalian inflasi sebagai dampak disrupsi kebijakan pangan, energi dan moneter global; serta target investasi masuk sebesar Rp 7.138,7 triliun hingga Rp 7.374,4 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5,3 sampai 5,7 persen.

Baca juga: Ekonom: Target Jokowi Pangkas Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024 Terlalu Ambisius

Untuk mencapai target di atas tentu tidak mudah. Namun tidak berarti bukan hal yang tidak bisa diraih. Untuk mencapai target kemiskinan ekstrem nol persen pada tahun depan, syarat penting yang harus diraih pemerintah adalah penduduk miskin ekstrem pada tahun ini bisa diturunkan ke level di bawah 2 persen dari posisi tahun 2022 sebesar 2,04 persen.

Jika pemerintah tahun depan berhasil menghapuskan kemiskinan ekstrem, maka sejak Presiden Joko Widodo memerintah pada Oktober 2014 hingga Oktober 2024 menorehkan prestasi besar dalam memerangi kemiskinan. Setidaknya 19,86 juta penduduk bisa terbebas dari kemiskinan ekstrem, dengan merujuk data penduduk miskin ekstrem tahun 2014.

Kemajuan besar juga patut kita apresiasi jika pemerintah berhasil menurunkan prevalensi stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 37 persen. Target zero stunting harus dilanjutkan pemerintahan berikutnya.

Agenda menghapus kemiskinan ekstrem dan menurunkan angka prevalensi stunting harus kita dukung penuh. Agenda ini suatu lompatan besar bagi investasi sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Apalagi kita komitmen dengan arah capaian Visi Indonesia Emas 2045, untuk mengantarkan Indonesia menjadi high income country, dengan PDB per kapita 23.199 dolar AS.

Syarat lainnya untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, tidak saja SDM yang makin mempuni. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi nasional tidak semata bertumpu pada tingkat konsumsi rumah tangga.

Indonesia harus bangkit industrinya, dan peranan investasi pada demand side harus makin besar. Oleh sebab itu agenda memperbesar kontribusi investasi dalam pembangunan harus makin besar.

Mengacu pada data BPS tahun lalu, porsi investasi pada struktur PDB kita cukup baik, di level 29 persen. Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan peranan investasi mampu berkontribusi pada PDB hingga 38 persen.

Namun untuk mencapai peran investasi yang besar dan tidak mengorbankan kerusakan lingkungan hidup, agenda transformasi industri nasional haruslah berwawasan kelestarian alam. Memastikan pemulihan pascatambang berjalan dengan baik, dan hilirisasi merambah banyak sektor.

Strategi Kebijakan

Untuk mewujudkan SDM unggul, agar tidak miskin dan tidak stunting, pemerintah harus mampu merumuskan kebijakan dukungan layanan pendidikan dan kesehatan yang makin inklusif. Indonesia harus beranjak keluar dari angkatan kerja yang didominasi lulusan SD dan SMP.

Sebab dengan tingkat pendidikan yang makin baik, peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah layak, dengan serta merta mengeluarkan mereka dari status kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Betulkah Dampak Stunting Berlanjut Sampai Dewasa?

Sejalan dengan makin baiknya tingkat pendidikan, gayung bersambut dengan makin membesarnya target investasi dan program hilirisasi yang membuka kebutuhan akan tenaga kerja terdidik. Oleh sebab itu arah pendidikan terapan harus sinkron dengan arah investasi dan hilirisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com