SIKLUS anggaran untuk Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2024 telah bergulir. Akhir semester pertama tahun ini, pemerintah harus mengajukan pokok-pokok kebijakan fiskal dan asumsi ekonomi makro Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 kepada Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
APBN 2024 adalah APBN terakhir di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma’ruf Amien. Tentu kedua pemimpin nasional tersebut mengharapkan banyak legasi baik.
Kalau kita rangkum berdasarkan agenda agenda penting yang menjadi program strategis hingga 2024 antara lain; penghapusan kemiskinan ekstrem hingga nol persen; penurunan angka stunting nasional hingga 14 persen; pengendalian inflasi sebagai dampak disrupsi kebijakan pangan, energi dan moneter global; serta target investasi masuk sebesar Rp 7.138,7 triliun hingga Rp 7.374,4 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5,3 sampai 5,7 persen.
Baca juga: Ekonom: Target Jokowi Pangkas Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024 Terlalu Ambisius
Untuk mencapai target di atas tentu tidak mudah. Namun tidak berarti bukan hal yang tidak bisa diraih. Untuk mencapai target kemiskinan ekstrem nol persen pada tahun depan, syarat penting yang harus diraih pemerintah adalah penduduk miskin ekstrem pada tahun ini bisa diturunkan ke level di bawah 2 persen dari posisi tahun 2022 sebesar 2,04 persen.
Jika pemerintah tahun depan berhasil menghapuskan kemiskinan ekstrem, maka sejak Presiden Joko Widodo memerintah pada Oktober 2014 hingga Oktober 2024 menorehkan prestasi besar dalam memerangi kemiskinan. Setidaknya 19,86 juta penduduk bisa terbebas dari kemiskinan ekstrem, dengan merujuk data penduduk miskin ekstrem tahun 2014.
Kemajuan besar juga patut kita apresiasi jika pemerintah berhasil menurunkan prevalensi stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 37 persen. Target zero stunting harus dilanjutkan pemerintahan berikutnya.
Agenda menghapus kemiskinan ekstrem dan menurunkan angka prevalensi stunting harus kita dukung penuh. Agenda ini suatu lompatan besar bagi investasi sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Apalagi kita komitmen dengan arah capaian Visi Indonesia Emas 2045, untuk mengantarkan Indonesia menjadi high income country, dengan PDB per kapita 23.199 dolar AS.
Syarat lainnya untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, tidak saja SDM yang makin mempuni. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi nasional tidak semata bertumpu pada tingkat konsumsi rumah tangga.
Indonesia harus bangkit industrinya, dan peranan investasi pada demand side harus makin besar. Oleh sebab itu agenda memperbesar kontribusi investasi dalam pembangunan harus makin besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.