JAKARTA, KOMPAS.com – Calon emiten di sektor financial P2P Lending, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk dengan kode emiten AKSL berencana untuk melakukan penggalangan modal melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam prospektus yang disampaikan, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2,9 miliar lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas yang mewakili 29 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang dikeluarkan dari portepel Perseroan.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham, perseroan menawarkan harga saham pada rentang Rp 100 per saham sampai dengan Rp 120 per saham. Dengan demikian, maka dana IPO yang akan dikantongi perseroan sebanyak-banyaknya Rp 358,6 miliar.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, Group Akseleran telah melakukan usaha pendanaan digital sejak Oktober 2017 melalui platform marketplace lending Akseleran, milik anak usaha Group Akseleran yang berfokus pada pendanaan UKM.
Baca juga: Banyak Saham Baru IPO Harganya Susut Nyaris Rp 1, BEI: Kami Pastikan Tetap Selektif
“Di tahun keenam kami beroperasional di Indonesia, Group Akseleran memasuki tahap akhir untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI,” kata Ivan dalam Public Expose (PubEx) di Jakarta, Senin (03/07/2023).
Ivan mengatakan, AKSL akan menggunakan dana hasil IPO-nya untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar Rp36,5 miliar digunakan perseroan untuk mengakuisisi 99,99 persen saham perusahaan multifinance PT Pratama Interdana Finance (PIF), kemudian sekitar Rp 200 miliar diantaranya akan disalurkan untuk penyetoran tambahan modal kepada PIF dalam bentuk ekuitas. Selebihnya akan digunakan untuk modal kerja.
"Dengan hadirnya lini bisnis multifinance maka grup usaha kami akan dapat menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar serta melayani segmen yang lebih luas. Ini akan menjadi game changer untuk meningkatkan kinerja penyaluran pinjaman serta kinerja keuangan ke depannya,” jelas dia.
Sampai dengan akhir 2022 Akseleran telah menyalurkan lebih dari Rp 6,5 triliun pinjaman ke ribuan pelaku usaha dengan dukungan lebih dari 200.000 pemberi pinjaman retail dan berbagai pemberi pinjaman institusional termasuk berbagai bank seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, Bank Jtrust dan lembaga keuangan lainnya.
Tercatat dari 2018-2022 penyaluran pinjaman Akseleran rata-rata tumbuh sebesar 96 persen per tahun. Dengan dukungan hadirnya lini bisnis multifinance, dia optimis bisa terus menumbuhkan penyaluran pinjaman lebih dari 2x per tahun dalam 3 tahun ke depan.
Adapun untuk masa bookbuilding ditetapkan mulai hari ini atau 3 Juli 2023 hingga 18 Juli 2023, dengan rencana masa penawaran umum dijadwalkan pada 1 - 7 Agustus 2023 dan targetnya AKSL bisa mulai memperdagangkan saham di BEI pada 9 Agustus 2023. Sementara itu, penjamin pelaksana efek antara lain PT BCA Sekuritas, dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
Baca juga: 5 Perusahaan Segera IPO, Simak Prospektus Singkatnya
Secara bersamaan, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 298,8 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebesar 4,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan setiap 1 Waran Seri I yang dimiliki menjadi 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 120 sampai dengan Rp 150. Jumlah Hasil Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 44,8 miliar.
Sebagai informasi, selama lima tahun berturut-turut atau sejak 2018 hingga 2022, Group Akseleran mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata sebesar 129 persen per tahun.
Sedangkan pertumbuhan pengeluaran operasional rata-rata tidak lebih dari 50 persen di 3 tahun terakhir. Pada 2022, Group Akseleran mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 71,4 miliar, dengan rata-rata tingkat net take rate dari setiap penyaluran pinjaman sebesar 8,73 persen per tahun.
Baca juga: Bisnis Kopi di Indonesia Penuh Tantangan, Ini Strategi Starbucks Bertahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.