Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringkat Utang AS Turun, Wall Street Ditutup Melemah

Kompas.com - 03/08/2023, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Rabu (2/8/2023) waktu setempat. Pergerakan indeks di bursa AS dibayangi oleh penurunan peringkat utang AS oleh Fitch Rating.

Indeks Nasdaq Komposit yang berisikan saham-saham teknologi ambles lebih dari 2 persen pada level 13.973,45, dan menjadi periode terburuk sejak Ferbruari tahun ini. Penurunan peringkat utang AS membuat sentimen risk-off muncul kembali.

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 1,3 persen pada level 4.513,39, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 348,16 poin, atau 0,98 persen, berakhir pada posisi 35.282,52.

Fitch Ratings memangkas peringkat gagal bayar untuk utang jangka panjang AS menjadi AA+ dari sebelumnya AAA yang diumumkan pada Selasa malam kemarin. Adapun penurunan rating itu berdasarkan perkiraan penurunan fiskal AS selama tiga tahun ke depan.

Baca juga: OJK Sebut Perpanjangan Plafon Utang AS Tidak Berdampak Besar bagi RI

Terakhir kali AS mendapat penurunan peringkat dari lembaga pemeringkat utama dari Standard & Poor's. Pada 2011, Standard & Poor's memangkas peringkat utang AS menjadi AA+ dari AAA.

"Investor dapat menggunakan penurunan peringkat Fitch ini sebagai alasan untuk mengambil beberapa keuntungan, tetapi kami pikir itu mungkin bagian alami dari siklus pasar, setelah pergerakan yang kuat, dan volatilitas yang sangat kecil," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones dilansir dari CNBC.

“Gambaran ekonomi terus menunjukkan tanda-tanda ketahanan, dan kondisi terlihat sangat berbeda dibandingkan terakhir kali kredit AS mendapat penurunan peringkat,” tambahnya.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Ditutup di Zona Merah

Aksi jual saham yang terjadi pada Rabu melawan tren kenaikan harga saham selama beberapa bulan terakhir. Saham teknologi memimpin penurunan karena imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai level tertinggi sejak November.

Nama-nama perusahaan teknologi asal China, seperti JD.com dan Baidu turun lebih dari 4 persen setelah China mengusulkan batasan penggunaan smartphone untuk anak di bawah umur. Sementara itu, saham Alibaba anjlok 5 persen. Sementara itu, perusahaan big caps, Amazon, Alfabet, Microsoft turun masing-masing lebih dari 2 persen, sedangkan Nvidia ambles hampir mendekati 5 persen.

Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets, menyebut keluarnya para investor dari saham-saham teknologi hari Rabu dan masuk ke sektor pertahanan, adalah rotasi yang tertunda, usai reli saham teknologi.

“Aksi jual investor pada saham teknologi, cukup mengganggu tren pergerakan saham secara umum dan keseluruhan, yang telah naik sejak awal tahun,” kata Woods.

Sementara itu, Wall Street meneliti sejumlah hasil pendapatan kuartal II-2023 yang baru dirilis. Seperti saham CVS Health yang naik 3,3 persen setelah membukukan pendapatan yang kuat karena memangkas biaya, sementara saham Humana melesat 5,6 persen setelah membukukan biaya medis yang lebih rendah dari perkiraan.

Advanced Micro Devices ambles 7 persen usai mencatatkan kinerja yang lebih rendah dari ekspektasi, sementara SolarEdge Technologies anjlok 18,4 persen, sehari setelah pengumuman pendapatan yang lebih baik dari ekspektasi.

Musim penghasilan masih membayangi pergerakan indeks, dimana dari perusahaan S&P 500 sebanyak 82 persen telah melaporkan kinerja semester I-2023 dengan hasil positif berdasarkan FactSet.

Baca juga: Tren Live Shopping, Pedagang Sandal di Pasar Tanah Abang Bisa Cuan Rp 3 Juta dalam 1 Jam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Whats New
Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Whats New
Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai 'GovTech' Indonesia

Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai "GovTech" Indonesia

Whats New
BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

Whats New
Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Spend Smart
Bos Garuda Bersikukuh Minta Kemenhub Revisi TBA Tiket Pesawat

Bos Garuda Bersikukuh Minta Kemenhub Revisi TBA Tiket Pesawat

Whats New
Risalah The Fed: Batal Turunkan Suku Bunga?

Risalah The Fed: Batal Turunkan Suku Bunga?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com