JAKARTA, KOMPAS.com - Schneider Electric, perusahaan transformasi digital dalam manajemen energi dan otomasi, menyerukan pentingnya membenahi kembali rantai pasok hulu-hilir pada perusahaan atau industri untuk mencapai keberlanjutan. Ini terjadi di tengah derasnya megatren dunia yang membawa banyak perubahan pada sektor bisnis.
Megatren adalah tren besar dan berjangka panjang yang mempunyai dampak signifikan terhadap masyarakat dan perekonomian (globalisasi, perubahan iklim, pergeseran demografi, urbanisasi, teknologi, kelangkaan sumber daya, kesenjangan, polarisasi politik, disrupsi, dan keberlanjutan).
Konsep ini disampaikan untuk mendukung peningkatan industri di Indonesia yang efektif dan memiliki nilai keberlanjutan tinggi dalam perspektif rantai pasok nasional dan global.
Baca juga: Malaysia Siap Investasi Besar untuk Bisa Masuk ke Bisnis Rantai Pasok Kendaraan Listrik
Ilustrasi bisnis, digitalisasi bisnis.
Kalangan industri di Indonesia dapat segera melakukan pengembangan strategi dan rencana implementasi untuk mencapai manfaat berkelanjutan.
Di dalamnya harus terdapat unsur sosial, lingkungan, dan ekonomi, yang disebut triple bottom line.
Dengan demikian, aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan atau industri dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal maupun global, khususnya dalam mengurangi jejak karbon dan inefisiensi.
“Di manapun perusahaan atau industri memulai inisiatif menuju keberlanjutan adalah langkah baik yang harus segera dijalankan, karena keberlanjutan memiliki banyak platform untuk mencapai tujuan yang sama. Keberlanjutan menawarkan berbagai peluang emas bagi berkembangnya perusahaan dan organisasi bisnis apapun,” ujar Devina S Raditya Jap, Director Environment & Sustainability, Global Supply Chain (GSC) International, Schneider Electric dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Ekonomi Global Lesu, Rantai Pasok Domestik Jadi Kunci Pertumbuhan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.