Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Social Commerce" Dilarang, Pedagang Pasar Berterima Kasih ke Pemerintah

Kompas.com - 29/09/2023, 16:55 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang pasar offline mengaku senang dengan kebijakan pemerintah yang menata ulang transaksi penjualan online.

Pengaturan itu dilakukan lewat diterbitkannya Permendag Nomor 31 Tahun 2023 yang merupakan Revisi Permendag 50 Tahun 2020 Tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Dalam baleid itu social commerce seperti TikTok Shop dilarang untuk berdagang. Jika tetap ingin berdagang, perusahaan entitasnya harus dibuat khusus dalam bentuk e-commerce dan harus memiliki izin.

Baca juga: Mendag Zulhas Minta TikTok Shop Segera Ikuti Aturan

Artinya TikTok harus menutup platform berdagangnya yakni TikTok Shop.

Anton salah satu pedagang kosmetik di Pasar Asemka, Jakarta Barat, menilai kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menutup TikTok Shop adalah tepat. Sebab usahanya sangat terpukul sejak adanya TikTok Shop.

"Bayangin saja ini bedak ini harga modalnya aja Rp 23.000 tapi di TikTok Shop Rp 15.000, padahal baru modal loh itu. Ya kalau omzet turun banget 70 persen, 'engap-engapan', belum listrik, biaya sewa yang offline kalah total mahal," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

"Makanya saya sangat setuju Pak Zulhas (Menteri Perdagangan) melakukan tindakan ke TikTok shop setuju banget. Terimakasih Pak Menteri mau menonatifkan TikTok Shop," sambung Anton.

Baca juga: Ketika Pedagang Kosmetik Asemka Keluhkan Omzet Turun gara-gara TikTok Shop...

Ayu, pemilik Toko Kosmetik Hera di lokasi yang sama juga mengaminya. Dia mengaku sejak dari bulan-bulan lalu omzetnya merosot hingga 80 persen.

Bahkan tak jarang dalam sehari tokonya tak ada pembeli.

"Bulan-bulan kemarin lebih parah tapi awal tahun pengiriman luar kota masih ada, terus dari kemarin sampai hari ini pembeli kosong," kata Ayu.

Baca juga: Pedagang Tanah Abang Keluhkan Harga di TikTok Shop Jauh Lebih Murah, Ini Kata Mendag

Menurutnya, sepinya pembeli dikarenakan lebih memilih untuk berbelanja di pasar online daripada pasar offline. Dia berharap dengan adanya kebijakan pengaturan pasar online itu, bisa membuat pasar-pasar offline ramai pembeli.

"Ini karena platform online karena harga jual lebih murah di sana. Omzet kita turunlah 80 persen. Makanya yang diatur-diatur kemarin itu, jualan online itu semoga bisa membuat kami setidaknya pulih pelan-pelan," ungkapnya.

Bukan hanya pedagang kosmetik di Asemka yang setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut. Namun pedagang baju di Pasar Tanah Abang juga menyambut baik kebijakan itu.

Baca juga: Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Riya, penjual Gamis di Tanah Abang mengatakan, kebijakan ini sangat disambut baik oleh para pedagang di Tanah Abang lantaran penjualan di TikTok Shop merusak harga pasar untuk produk UMKM.

"Misalnya gamis saya jual Rp 150.000 per pieces tapi di TikTok Shop jual Rp 50.000 itu kan murah banget ya harganya. Pelanggan tentu belinya ke sana," ujar Riya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com