Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Jadi Biang Kerok Inflasi September

Kompas.com - 02/10/2023, 15:41 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada September lalu terjadi inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan dan 2,28 persen secara tahunan. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga beras yang masih terus berlangsung.

Jika dilihat secara bulanan, harga beras meningkat sebesar 5,61 persen. Dengan perkembangan tersebut, komoditas beras memberikan andil sebesar 0,18 persen terhadap tingkat inflasi bulanan.

Sementara itu, jika dilihat secara tahunan harga beras melonjak sebesar 18,44 persen. Seiring dengan lonjakan tersebut, komoditas beras berkontribusi 0,55 persen terhadap inflasi nasional.

Baca juga: Inflasi September 2023 0,19 Persen, Ini Pemicunya

"Komoditas beras memberikan sumbangan inflasi pada September 2023," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Amalia menjelaskan, kenaikan harga itu utamanya disebabkan oleh berkurangnya pasokan beras. Ini merupakan imbas dari kemarau berkepanjangan dan fenomena El Nino.

Turunnya pasokan beras tercermin dari rata-rata harga beras yang melonjak di level penggilingan. Tercatat harga beras di level penggilingan melesat 10,33 persen secara bulanan dan meningkat sebesar 27,43 persen secara tahunan menjadi R 12.708 per kilogram.

Kemudian, lonjakan harga juga terjadi di level grosir. BPS mencatat, rata-rata harga beras di level grosir meningkat sebesar 6,29 persen secara bulanan dan melonjak 21,02 persen secara tahunan menjadi Rp 13.037 per kilogram.

"Kenaikan harga beras di tingkat pengecer di tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga di tingkat penggilingan dan grosir," tutur Amalia.

Kenaikan harga beras yang cukup tajam terjadi di beberapa sentra produksi nasional. Amalia menyebutkan, kenaikan signifikan terjadi di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Ini menunjukan bahwa bahkan ada penurunan produksi padi di provinsi sentra produksi beras tersebut," ucapnya.

Baca juga: Stok Beras Bulog 1,8 Juta Ton, Bapanas: Jika Diperlukan, Akan Kami Tambah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com