Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalkan Penetrasi dan Literasi, Indonesia Re Beri Edukasi Asuransi

Kompas.com - 25/10/2023, 14:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong peningkatan literasi asuransi dan keuangan kepada masyarakat Indonesia.

Indonesia Re menjalankan berbagai program yang bertujuan untuk memberikan literasi keuangan dan asuransi kepada masyarakat luas.

Ini dilakukan dengan beragam program, mulai dari mendukung produk asuransi yang lebih inklusif dan beragam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai segmen, publikasi literasi terkait asuransi dan reasuransi di kanal sosial media perusahaan, hingga penyelenggaraan program edukasi Indonesia Re Mengajar yang berkolaborasi dengan Jasa Raharja.

Baca juga: Seperti Bank, Asuransi Bakal Dikelompokkan Berdasarkan Jumlah Modal

Ilustrasi asuransi. SHUTTERSTOCK/THODONAL88 Ilustrasi asuransi.

Indonesia Re, sebagai perusahaan reasuransi, berkomitmen membantu pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan, salah satunya dengan memberikan edukasi akan pentingnya proteksi diri sejak dini.

Industri perasuransian nasional merupakan bagian sekaligus backbone dari Sektor Jasa Keuangan Nasional," kata Robbi Y Walid, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re dalam keterangan tertulis, Rabu (25/10/2023).

Robbi menjelaskan, jika dilihat dari angka penetrasi maupun densitasnya, kontribusi industri perasuransian nasional terhadap pertumbuhan sektor perekonomian nasional masih terbilang belum optimal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya awareness masyarakat terhadap pentingnya berasuransi serta tingkat literasi asuransi dan keuangan masyarakat yang masih terbilang rendah.

"Tugas kami disini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga mengupayakan untuk mengubah stigma masyarakat terkait asuransi itu sendiri. Upaya kami untuk mengedukasi masyarakat terkait literasi keuangan dan asuransi ini banyak sekali tantangannya, salah satunya adalah mental blockers pada masyarakat Indonesia yang dapat mengurungkan niat masyarakat untuk memahami pentingnya berasuransi,” ujar Robbi.

Ilustrasi asuransi, agen asuransi. SHUTTERSTOCK/ELLE AON Ilustrasi asuransi, agen asuransi.

Baca juga: Jasindo Tebar Promo untuk Asuransi Properti dan Kecelakaan Diri

Indonesia Re Mengajar diadakan khusus untuk memberikan pemahaman mengenai asuransi dan reasuransi serta topik mengenai keselamatan berkendara kepada Siswa Menengah Atas (SMA) di Cilengkrang Bandung.

Indonesia Re Mengajar merupakan program unggulan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 2016, dan sejalan dengan penetapan program-program TJSL BUMN yang difokuskan pada empat pilar sesuai dengan Peraturan Menteri PER-05/MBU/04/2021.

Keempat pilar tersebut antara lain Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum & Tata Kelola.

Indonesia Re meyakini untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang mampu menjaga stabilitas ekonomi yang bersifat inklusif, yang mengedepankan keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup perlu campur tangan dari semua pihak, termasuk Indonesia Re selaku pelaku industri di bidang perasuransian.

Baca juga: OJK Bakal Kelompokkan Asuransi Berdasar Modal, Ini Bocorannya

Sebagai market leader di industri asuransi nasional, Indonesia Re memiliki misi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi.

Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan memiliki serangkaian program edukasi yang disesuaikan dengan berbagai kelompok masyarakat.

Program ini memiliki pesan inti bahwa risiko adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, dan asuransi adalah investasi untuk melindungi masa depan dan kekayaan. Tujuannya adalah membuat masyarakat lebih memahami peran asuransi sebagai proteksi hidup.

Lebih lanjut Robbi menjelaskan, terdapat 3 mental blockers yang dihadapi oleh Indonesia Re selama ini, yaitu ‘innocent’ alias minimnya informasi dan edukasi terkait proteksi asuransi, termasuk akses untuk mendapatkan informasi dan edukasi tersebut.

Baca juga: Tips Memilih Asuransi Kecelakaan Diri yang Tepat

Ilustrasi asuransi Dok.SHUTTERSTOCK Ilustrasi asuransi

Kemudian mental blockers yang kedua adalah ‘procrastination’ alias keinginan untuk menunda membeli proteksi asuransi karena merasa belum memiliki urgensi.

"Mental blockers yang terakhir adalah ‘struggle’ alias perasaan bahwa mereka tidak akan mampu membeli atau menjangkau polis asuransi," jelas Robbi.

Melalui kepemilikan literasi keuangan dan asuransi, masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhannya, mampu membuat perencanaan keuangan yang baik, mampu bertanggung jawab pada keputusan keuangan yang diambil, serta dapat terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak legal.

Apabila dilihat dari perspektif yang lebih luas, tingginya tingkat literasi keuangan dan penetrasi asuransi pada masyarakat dapat meningkatkan kemajuan bangsa sehingga semakin banyak pula masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.

Baca juga: Tingkatkan Penetrasi Asuransi, Ini Strategi OJK dan DAI

Selain itu, semakin tinggi tingkat literasi keuangan dan penetrasi asuransi pada masyarakat, semakin stabil juga kondisi keuangan masyarakat yang pada akhirnya berkontribusi positif juga pada stabilitas finansial serta pembangunan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com