"Kalau di maritim, dalam beberapa kasus yang saya amati bisa hingga 20 persen, khususnya di terminal, pelayaran, operasi pandu-tunda, dan jasa ekspedisi muatan laut (forwarding). Khususnya aktivitas administrasi, perencanaan, koordinasi, pembayaran yang bersifat fisik menjadi touch processes atau digitalisasi," jelasnya.
Menurut Saut, sejumlah tantangan masih mengadang pemanfaatan digital di sektor logistik, mulai dari tingkat kebutuhan atau maturitas dari kebutuhan pengguna jasa logistik, lalu konsekuensi faktor ini sangat mempengaruhi pemilihan teknologi (enablers) atau varian sistem informasi atau ICT yang dipilih.
Baca juga: Begini Peran Logistik dalam Mengurangi Jejak Karbon pada Konser Coldplay dan Event Besar Lain
Selanjutnya, karena sifatnya internal dan eksternal, pilihan proses yang semakin digital dan teknologi yang dipilih sangat bergantung atas dukungan atau respon pihak ekstenal, termasuk partner. Ini pentingnya kolaborasi digital.
"Ini juga relatif butuh proses. Kita lihat saja, seperti inaportnet, port community system dengan berbagai variansinya: TOS, P-TOS, STID dan lainnya hingga level ekosistem seperti NLE, tidaklah mudah menerapkannya secara penuh," katanya.
Menurut Saut, kolaborasi digital perlu dibarengi kemampuan transformasi untuk berubah. Baik internal maupun ekstenal, dalam skala unit horisontal-vertikal, publik-swasta, intra komunitas, hingga ekosistem baik domestik, regional dan global.
Untuk masuk dalam transformasi ini, butuh manajemen perubahan pola bisnis, mulai dari manual, mekanikal hingga digital. Termasuk kultur digital hingga ke penanganan risiko digitalisasinya hingga bisa relatif lentur atau resilient dalam menghadapi berbagai faktor perubahan (disrupsi) yang mungkin terjadi.
Baca juga: Memperkuat Bisnis UMKM Logistik dengan Pengelolaan Catatan Keuangan
Dalam beberapa tahun terakhir, ekspansi global e-commerce telah menjadi kekuatan pendorong di balik evolusi lanskap pengiriman barang digital. Forbes memperkirakan pasar e-commerce global akan mencapai total 6,3 triliun dollar AS pada akhir 2023, dan memperkirakan pasar akan tumbuh hingga total lebih dari 8,1 triliun dollar AS pada 2026.
Dengan perluasan pasar ini, terdapat kebutuhan solusi terukur dan efisien guna menangani lonjakan pengiriman lintas batas.
Dunia usaha didesak untuk berinvestasi pada platform pengiriman barang digital yang dapat mengelola kompleksitas logistik e-commerce domestik dan internasional dengan lancar, memastikan pengiriman tepat waktu dan kepuasan pelanggan.