Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi CPNS 2024 Akan Perbanyak Kuota "Fresh Graduate" dan Talenta Digital

Kompas.com - 14/12/2023, 17:20 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, dirinya sudah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) 2024 atau CPNS-PPPK.

Azwar mengatakan, Presiden Jokowi meminta kuota CASN untuk fresh graduate diperbanyak. Selain itu, akan ada perekrutan CASN talenta digital.

"Pak Presiden Jokowi juga minta dihitung lagi, berapa sesungguhnya diperlukan berapa ratus ribu untuk fresh graduate dan juga talenta digital," kata Azwar usai acara ASN Culture 2023 di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Link Pengumuman Hasil SKD CPNS Kejaksaan 2023

Azwar mengatakan, perekrutan ASN talenta digital diarahkan agar berdampak pada ekonomi nasional mulai dari sektor pertanian, wisata, industri, UMKM, dan perdagangan.

"Ke depan, talenta digital tidak selalu di bawah Kemenkominfo, kerjanya share berita, memarketing daerah, tetapi harus ada talenta digital nanti di dinas industri, dinas pertanian dan lainnya sehingga mendorong produk yang substansial yang bisa dipasarkan sehingga menambah value bagi masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, Menpan-RB mengatakan, pemerintah membuka lebih banyak lowongan fresh graduate untuk mendapatkan talenta yang memiliki keahlian terkini, sehingga dapat mendukung upaya reformasi birokrasi pemerintah.

"Memang (seleksi CPNS) tidak bisa memenuhi harapan publik yang besar. Karena ASN bukan lembaga penampung pengangguran," kata dia di Kantor Pusat BKN, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Baca juga: Link Pengumuman Hasil SKD CPNS KPK 2023

Ia pun mencontohkan, saat ini pemerintah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang piawai dalam urusan teknologi informasi. Kebutuhan ini selaras dengan fokus pemerintah untuk memperkuat keamanan siber nasional.

"Selama ini kita ngomong digital, tapi pengamanan datanya tidak diurus," ujarnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com