Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Beras Langka di Toko Ritel Versi Asosiasi dan Pemerintah

Kompas.com - 13/02/2024, 16:06 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/JADED ART Ilustrasi beras.

Untuk menghormati proses Pemilu, kata Arief, pemerintah akan menyetop sementara penyaluran bantuan pangan beras selama 8 hingga 14 Februari 2024.

Baca juga: H-1 Pencoblosan Pemilu, Harga Beras Premium, Cabai, Telur, Bawang Merah Naik

"Bantuan pangan beras pemerintah itu memang ditiadakan selama 8-14 Februari untuk penghormatan kepada Pemilu yang dijalankan saat ini. Kalau bansos pangan itu tidak mempengaruhi itu (harga beras di pasar)," jelasnya.

3. Musim tanam dan panen mundur

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengatakan, beras langka dan mahal disebabkan oleh musim tanam dan panen yang mundur, sehingga pasokan beras terganggu dan harganya turut terkerek.

"Jadi kenaikan harga beras sejauh informasi yang saya terima itu dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Haryo Limanseto kepada Kompas.com, Selasa (13/2/2024).

Haryo juga menyebutkan, pada periode Januari hingga Maret 2024 produksi beras diproyeksi mencapai sekitar 5,8 juta ton, turun 37 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Baca juga: Bayang-bayang Meningkatnya Inflasi gara-gara Kenaikan Harga Beras

"(Penurunan) ini karena mundurnya musim tanam," ucap dia.

Adapun untuk mengatasi kelangkaan itu, Presiden Jokowi sudah memerintahkan jajarannya untuk membanjiri pasar dengan stok beras Bulog.

Bapanas bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Bulog pun memastikan bongkar muat beras dari pelabuhan langsung terdistribusi ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com