BEIJING, KOMPAS.com - China merilis sejumlah data ekonomi positif dalam dua bulan pertama tahun ini.
Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel dan produksi industri melebihi perkiraan para analis, dan memberikan optimisme terhadap pemulihan ekonomi China.
Dikutip dari CNBC, Senin (18/3/2024), penjualan ritel di China tumbuh 5,5 persen. Angka tersebut melampaui ekspektasi sebesar 5,2 persen berdasarkan jajak pendapat Reuters.
Angka pengangguran di perkotaan di China tercatat sebesar 5,3 persen pada Februari 204.
Baca juga: Belajar Mengembangkan Industri Aviasi dari Negeri China
Sementara itu, produksi industri tumbuh 7 persen. Pun angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebesar 5 persen.
Peningkatan ini juga tercermin dalam investasi aset tetap yang naik sebesar 4,2 persen, melampaui perkiraan analis sebesar 3,2 persen. Adapun penjualan ritel online barang fisik melonjak 14,4 persen dari tahun sebelumnya selama dua bulan pertama tahun ini.
"Kami meyakini mementum pertumbuhan China masih tetap solid pada kuartal I 2024 meskipun ada perbedaan yang mencolok di berbagai sektor," kata para analis Goldman Sachs dalam laporannya.
Namun demikian, mereka menyatakan, masih dibutuhkan pelonggaran kebijakan lebih lanjut untuk mengamankan target pertumbuhan ekonomi China pada kisaran 5 persen tahun.
Baca juga: Ingin Gelar Konser Tandingan Taylor Swift, Indonesia Bakal Gandeng China hingga UEA
"Khususnya di sisi permintaan (misalnya fiskal, perumahan, dan konsumsi," ungkap mereka.
Terkait data ekonomi tersebut, juru bicara Biro Statistik Nasional Liu Aihua menyatakan, permintaan domestik masih belum cukup kuat. Dia juga mengatakan, sektor real estate masih dalam periode penyesuaian.