Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Gandeng China untuk Riset Potensi Laut Dalam

Kompas.com - 22/03/2024, 22:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia bekerja sama dengan China untuk melakukan riset terkait potensi besar laut.

Luhut mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, laut Indonesia belum sepenuhnya di eksplorasi.

Sementara itu, untuk mengeksplorasi laut terdalam Nusantara membutuhkan teknologi yang canggih dengan biaya yang cukup besar.

Baca juga: Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpotensi Ditambah

"Karena itulah melalui perwakilan BRIN dan beberapa Universitas di Indonesia, kami bekerja sama dengan Institute of Deep Sea Science and Engineering - China Academy of Sciences (IDSSE-CAS) Tiongkok," tulis Luhut melalui akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Jumat (22/3/2024).

Luhut mengatakan, misi riset ini adalah memanfaatkan Kapal Riset Tan-Suo-Yi-Hao dengan membawa wahana kapal selam berawak (HOV) Fendhouze, yang dapat menyelam hingga kedalaman 11.000 meter.

Ia mengatakan, Kapal Riset Tan-Suo-Yi-Hao adalah kapal induk dari kapal selam berawak sepanjang 4.500 meter yang sudah berhasil melakukan penyelidikan ilmiah laut dalam di Palung Mariana.

Baca juga: Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Di Indonesia, kata Luhut, kapal riset yang memiliki panjang 94,45 meter dan lebar 17,9 meter, dengan mesin utama 12.000 tenaga kuda dan jangkauan 10.000 mil laut ini akan melakukan kegiatan riset di Samudera Hindia barat Sumatera, Selatan Jawa, Bali, dan Lombok.

Adapun titik tersebut merupakan salah satu palung terdalam di Samudera Hindia dengan kedalaman mencapai sekitar 7.192 meter.

"Ini akan memecahkan rekor penyelaman terdalam yang akan dilakukan Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Dukung Ekowisata Mangrove di Cilacap, 2 Anak Usaha BUMN Tanam 5.000 Pohon Cemara Laut

Berdasarkan hal tersebut, Luhut berharap riset tersebut mampu menemukan potensi produk dan solusi inovatif untuk bidang-bidang seperti kedokteran atau bio-teknologi, dan peluang untuk mempelajari potensi gempa dan tsunami dalam kaitannya dengan sistem penanggulangan kebencanaan.

"Dengan demikian, manfaat dari semua sisi baik ekonomi, pengembangan teknologi, bahkan keberlanjutan pelestarian lingkungan akan dinikmati oleh anak cucu kita di masa mendatang," ucap dia.

Baca juga: KKP Kaji Fenomena Pemutihan Karang Waspadai Naiknya Suhu Air Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Indonesia Jadi Tuan Rumah World of Coffee Trade Show 2025

Whats New
KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com