Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kompas.com - 04/06/2024, 15:51 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta para kepala daerah seluruh Indonesia untuk melakukan pengecekan harga-harga komoditas yang cenderung mengalami kenaikan menjelang hari raya Idul Adha.

Pengecekan ini dilaksanakan dalam rangka menekan angka inflasi yang cenderung naik menjelang hari raya.

“Dua minggu lagi kita akan menghadapi hari raya Idul Adha, ini kami berharap para kepala daerah untuk bisa turun langsung mengecek, mendatakan, serta mengkoordinasikan dengan daerah-daerah lain, harga-harga yang di daerahnya nantinya akan cenderung naik,” ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: Pemerintah Pelototi Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Ilustrasi inflasi pangan.SHUTTERSTOCK/LIGHTSPRING Ilustrasi inflasi pangan.

Apalagi, lanjut Tomsi, Kemendagri dengan sinkronisasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat penilaian terhadap seluruh pemerintah daerah (Pemda) terkait inflasi setiap minggu.

“Kami akan mendatakan dari minggu ke minggu, apakah terjadi perubahan, pergeseran, atau tetap dengan inflasi-inflasi yang tinggi,” ujarnya.

Selain itu, Tomsi mendorong Pemda untuk memperkuat gerakan menanam sejumlah komoditas kebutuhan pokok, serta memperbanyak penyebaran lokasi penanaman.

Tak kalah penting, beberapa komoditas impor tertentu juga diharapkan datang tepat waktu dengan pendistribusian yang juga tepat sasaran, sehingga persoalan kenaikan harga bahan pokok dapat diatasi.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

“Ketika beberapa komoditas tertentu yang impor dapat hadir pada tepat waktu, maka kita akan dapat mengatasi gejolak-gejolak harga tersebut,” ungkapnya.

Ilustrasi Idul Adha. Kapan Idul Adha 2024?Pexels Ilustrasi Idul Adha. Kapan Idul Adha 2024?

Karena itu, Tomsi pun meminta pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar dapat berkoordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait guna menjaga ketepatan waktu barang yang masuk.

Hal ini demi memudahkan masyarakat dalam memperoleh komoditas-komoditas yang dibutuhkan.

Adapun berdasarkan catatan Kompas.com masih banyak komoditas pangan impor yang realisasi impornya masih sedikit di antaranya daging lembu, gula, dan bawang putih.

Baca juga: Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Daging lembu untuk penetapan jumlah impor yang disetujui ada 270.352 ton kemudian persetujuan impor 219.244 ton. Namun realisasi impornya baru 51.363 ton.

Lalu untuk gula, jumlah impor gula yang ditetapkan ada sebanyak 5,4 juta ton dan persetujuan impor yang telah ditetapkan sebanyak 5,1 juta ton. Namun jumlah realisasi impornya baru mencapai 1,9 juta ton.

Sementara bawang putih, jumlah yang disetujui impornya ada sebanyak 665.025 ton dan jumlah persetujuan impornya yang sudah dikeluarkan oleh Kemendag mencapai 349.290 ton. Meski demikian, realisasinya baru 148.712 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Whats New
Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Whats New
Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Whats New
Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Whats New
Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Whats New
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Whats New
Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Whats New
Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Earn Smart
2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com