Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perajin Kain Jumputan yang Banting Setir dari Bikin Baju sampai Jual Masker

Kompas.com - 11/09/2020, 16:02 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Siapa yang tidak kenal jenis kain jumputan yang merupakan kain dengan motif khas asal Palembang? Ternyata kain itu tidak hanya bisa digunakan untuk membuat baju, tetapi juga bisa menghasilkan produk masker.

Seorang wanita asal Palembang bernama Aisyah mulai menjalani usaha penjualan kain jumputan sejak Maret 2020 yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Berbekal kemampuannya, ia sempat menjajal peruntungan untuk pembuatan baju dari kain jumputan. Namun, kondisi pandemi Covid-19 membuat kebutuhan akan baju, terutama baju dari kain jumputan berkurang drastis hingga 50 persen.

Baca juga: Menko Airlangga: Pakai Masker Jadi Kunci Utama Ekonomi Bangkit

“Baju itu kan kebutuhan tersier ya, sedangkan orang mengutamakan kebutuhan pokok seperti makanan,” kata dia kepada Kompas.com, awal pekan ini.

Penurunan permintaan akan baju membuat Aisyah terus berpikir dan berusaha bagaimana agar bisnisnya tetap berlanjut, mengingat kala itu ia memiliki pekerja dan perajin yang bergantung dari usaha pembuatan baju dari kain jumputan.

“Kalau kain tidak terjual, pekerja dan perajin tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Nah, bagaimana caranya akhirnya kita mulai membuat dan menjual masker dari kain jumputan,” ujar penulis buku The New Me ini.

Sejak bulan Mei 2020, Aisyah mulai menekuni pembuatan masker. Kala itu, Aisyah masih berharap kondisi pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, nyatanya kondisi malah semakin buruk.

Namun, dalam menjalankan usahanya ini, terselip niat tulus untuk membantu para perajin yang selama ini menggantungkan hidup dari membuat jahitan dari kain jumputan.

Bismilah aja, yang penting bisa nutupin (upah) pegawai, kalau untuk untung masih belum bisa bilang, karena harga kain jumputan asli dan print itu berbeda,” jelas dia.

Aisyah mengatakan, dalam seminggu ia bisa menjual 9 sampai 10 lusin masker dari kain jumputan dengan harga Rp 23.500 per buah. Dia bilang, di mal-mal Jakarta, harga masker dengan bahan kain jumputan tidak murah, bahkan hingga ratusan ribu rupiah.

“Kain jumputan asli itu berbeda, ada lubang-lubangnya. Tapi, menurut teman-teman saya, di Jakarta itu cukup murah, ya karena bahan kainnya langsung dari Palembang,” jelas dia.

Saat ini Aisyah mempekerjakan 3 orang pegawai, sedangkan perajin yang membuat masker dari kain jumputan ada 3 sampai 5 orang. Aisyah optimistis bisnis masker dari kain jumputan ini bisa tetap bertahan, karena sangat sedikit produksi masker dari kain jumputan yang asli.

“Prospek usaha masker dari kain jumputan ini saya optimistis sekali ke depannya karena tidak banyak yang bisa membuat masker dari kain jumputan yang asli, kalau dari kain print banyak,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com