Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Tak Menentu, Pelemahan Optimisme Konsumen Harus Dicermati

Kompas.com - 05/09/2023, 16:54 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dengan baik di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu. 

Indikatornya adalah permodalan maupun likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

"Divergensi perekonomian global masih berlanjut dengan ekonomi AS yang resilient di tengah inflasi inti yang terus menurun," kata dia dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK Agustus, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Soal Bursa Karbon, OJK Masih Susun Aturan Turunan

Ia menambahkan resiliensi ekonomi tersebut meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed lebih hawkish, atau mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan.

Sementara itu di Eropa, pertumbuhan ekonomi kembali turun menjadi 0,6 persen secara tahunan pada kuartal II-2023 dari 1,1 persen secara tahunan pada kuartal sebelumnya, sementara inflasi inti masih persisten tinggi.

Di sisi lain, Mahendra bilang, momentum pemulihan ekonomi China semakin termoderasi. Indikator-indikator ekonomi China tercatat di bawah ekspektasi dengan inflasi yang masuk ke zona deflasi dan kinerja eksternal yang terkontraksi.

Baca juga: OJK Sebut Nasabah Jiwasraya yang Menolak Restrukturisasi Akan Ikut Likuidasi

Selain itu, tekanan pada sektor properti di China kembali meningkat seiring munculnya permasalahan pada beberapa pengembang properti besar.

Secara domestik, ekonomi Indonesia tumbuh positif pada kuartal II-2023 yaitu sebesar 5,17 persen secara tahunan, atau naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen secara tahunan.

"Itu didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik," imbuh dia.

Namun demikian, kata Mahendra, perlu dicermati kecenderungan pelemahan optimisme konsumen dan tren penurunan inflasi inti.

Baca juga: OJK Sebut AJB Bumiputera Telah Bayar Klaim ke 43.808 Pemegang Polis

Hal tersebut masih disertai dengan berlanjutnya penurunan harga komoditas yang telah menekan kinerja eksternal Indonesia.

Pasalnya, dinamika perekonomian tersebut bisa mendorong pelemahan pasar keuangan global baik di pasar saham, pasar surat utang, maupun pasar nilai tukar.

Belum lagi, itu juga disertai terjadinya peningkatan volatilitas pasar dan terjadinya outflow dari mayoritas pasar keuangan emerging markets, termasuk pasar keuangan Indonesia.

Baca juga: OJK Sebut 99 PLTU Batu Bara Berpotensi Masuk Bursa Karbon Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com