Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Kompas.com - 26/09/2023, 12:59 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen secara tahunan dalam asumsi dasar ekonomi makro 2024. Target tersebut dipatok pemerintah di tengah ketidakpastian global yang diprediksi berlanjut hingga tahun depan.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pada tahun depan perekonomian global masih akan diwarnai sentimen suku bunga acuan tinggi. Hal ini berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, seiring dengan meningkatnya biaya pembiayaan.

"Dampak kenaikan suku bunga akan mendorong penurunan aktivitas investasi karena cost of borrowing meningkat, cost of fund meningkat, sehinnga aktivitas ekonomi mengalami perlambatan," kata dia, dalam Media Gathering Kementerian Keuangan, di Bogor, Senin (25/9/2023).

Baca juga: Menakar Dampak Belanja Caleg Pemilu 2024 ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Meskipun demikian, Josua menilai, target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen masih realistis. Target tersebut sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dibuat oleh sejumlah lembaga keuangan internasional.

Josua menjelaskan, sejumlah lembaga keuangan internasional memprediksi angka pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 akan lebih baik dari 2023. Misal saja, Bank Dunia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi global 2,4 persen pada 2024 dari 2,1 persen pada 2023 dan OECD dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2,9 persen pada 2024 dari 2,7 persen pada 2023.

"Jadi kalau kita lihat 5,2 persen, kalau kita memandang perkembangan global masih mendukung," ujarnya.

Namun demikian, untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi tahun depan, pemerintah perlu menjaga komponen konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5 persen. Hal ini diperlukan untuk mengkompensasi komponen investasi yang berpotensi melambat.

Baca juga: 7 Kuartal Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Tidak Mudah

Baca juga: Menilik Jalan Ekonomi Indonesia 2023

"Investasi kita lihat di sini mungkin challenge terkait dengan foreign direct investment (FDI) temporarely cenderung melambat namun nanti pasca Pemilu keluar kita harapkan rebound," tutur Josua.

Yang menjadi tantangan pemerintah dalam mendongkrak konsumsi rumah tangga ialah masih terdapatnya scarring effect dari pandemi Covid-19. Josua menyebutkan, sejumlah sektor usaha tengah kesulitan, seperti tekstil dan furnitur, sehingga berdampak terhadap konsumsi dari para pekerja sekto tersebut.

"Kalau kita mau mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, konsumsi rumah tangga minimal 5 persen agar secara keseluruhan di atas 5 persen," ucap Josua.

Baca juga: Harga Emas Dunia Turun, Imbas Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com