Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabel Bawah Laut Telkom Patara-2 Mulai Beroperasi, Lancarkan Komunikasi di Papua

Kompas.com - 03/10/2023, 17:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabel optik bawah laut Patara-2 milik PT Telkom Indonesia (Persero) selesai terhubung dan mulai beroperasi. Kabel optik bawah laut ini dipasok oleh NEC Corporation dan menghubungkan beberapa pulau di Papua, Indonesia.

Patara-2 sendiri merupakan sistem kabel serat optik di bawah laut sebesar 100 Gigabit per detik (Gbps) x 80 panjang gelombang (wl) x 2 pasang serat (fp) berukuran sekitar 1.200 kilometer. Sistem kabel baru ini meningkatkan konektivitas antara kota Waisai, Manokwari, dan Supiori.

Sebelumnya, NEC sudah menyuplai Sistem Kabel Sulawesi Maluku Papua (SMPCS).

"Baik sistem kabel Patara-2 maupun SMPCS memungkinkan jaringan di utara Papua memiliki konfigurasi redundan, sehingga menyediakan komunikasi yang sangat andal di Papua," kata Director of Network & IT Solutions Telkom Herlan Wijanarko melalui keterangannya, Selasa (03/10/2023).

Baca juga: Jokowi Ungkap 3 Investasi Kabel Bawah Laut, Hubungkan RI dengan Pantai Barat AS

Atsushi Kuwahara, Managing Director, Submarine Network Divisi, NEC Corporation menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan NEC Indonesia, merasa terhormat dapat menyediakan konektivitas canggih antar kota di Indonesia. 

Dia menambahkan, NEC telah terlibat dalam berbagai proyek kabel bawah laut untuk Telkom sejak tahun 1991, termasuk IGG dan SMPCS.

Sebagai informasi, Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indonesia Global Gateway (IGG) adalah proyek yang digarap PT Telkom Indonesia Tbk (Persero). Dengan beroperasinya SKKL IGG maka dua benua yakni Eropa dan Amerika terhubung melalui Indonesia.

IGG adalah sebuah sistem kabel optik bawah laut yang akan menghubungkan pulau Sumatera, Batam, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dengan Singapura.

"Kami telah memasang lebih dari 10 sistem kabel bawah laut di kawasan ini dan bangga dapat terus berkontribusi terhadap perluasan konektivitas Indonesia," kata Kuwahara.

Baca juga: Luhut Minta Pipa dan Kabel Bawah Laut Ditata

Sebagai informasi, NEC telah menjadi pemasok terkemuka sistem kabel bawah laut selama lebih dari 50 tahun, dan telah membangun lebih dari 400.000 km kabel, yang terbentang sepanjang hampir 10 kali keliling bumi.

NEC adalah mitra terpercaya di bidang kabel bawah laut dan sistem integrator yang menyediakan semua aspek pengoperasian kabel bawah laut, termasuk pembuatan dan pemasangan kabel optik bawah laut dan repeater, penyediaan survei laut dan desain rute, pengiriman, pelatihan dan pengujian.

Anak perusahaan NEC, OCC Corporation, memproduksi kabel optik bawah laut yang mampu menahan tekanan air di kedalaman laut melebihi 8.000 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com