Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi Industri Baja Domestik di Tengah Pelemahan Ekonomi China

Kompas.com - 24/10/2023, 20:00 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengungkapkan bahwa industri baja di Indonesia masih memiliki kesempatan untuk tumbuh di tengah pelemahan Rupiah dan perekonomian global.

Ketua IISIA Purwono Widodo menuturkan, kesempatan untuk bertumbuh ini dilihat dari berbagai proyek yang ada, seperti salah satunya proyek Ibu Kota Negara (IKN).

"Meski perekonomian melemah dan banyak tantangan, ada kesempatan untuk tumbuh lebih besar dari tahun lalu. Di kuartal IV ini, penggunaan dana anggaran akan banyak dikeluarkan, misalnya untuk proyek IKN. Hal ini tentunya menjadi salah satu hal yang mendorong," ujarnya saat ditemui di Gedung Kemenperin dalam Pengukuhan Pengurus IISIA 2023-2025, Senin (23/10/2023).

Baca juga: Menperin Minta Industri Besi dan Baja Dukung Rencana Dekarbonisasi

Sebagai informasi, konsumsi baja nasional juga terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2022 konsumsi baja nasional mencapai 16,6 juta ton atau meningkat 7,3 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi produksi, produksi baja mentah nasional pada tahun 2022 mencapai 15,6 juta ton, meningkat 5 persen dari tahun 2021.

Ia menilai, keberhasilan ini tidak lepas dari investasi untuk hilirisasi dan penambahan kapasitas di sektor industri besi dan baja nasional. Adapun investasi ini telah mencapai US$15 miliar dengan penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai sekitar 300.000 orang.

"Dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045, produsen baja di Indonesia terus berupaya memaksimalkan produksinya untuk bisa memenuhi peningkatan konsumsi baja nasional yang diperkirakan akan meningkat sekitar 100 juta ton dengan nilai investasi 100 miliar dollar AS dan akan menciptakan lapangan kerja baru yang akan menyerap sekitar 2,5 – 3 juta orang, di samping saat ini industri baja nasional juga berkomitmen untuk terus mensuplai kebutuhan baja untuk proyek-proyek strategis nasional (PSN) seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan proyek pengembangan kendaraan listrik," urainya.

Baca juga: RI Ekspor 30.000 Ton Baja ke Italia, Nilainya Capai Rp 315 Miliar

Lebih lanjut, Purwono juga mengungkapkan, dalam tingkat global saat ini industri baja juga mengalami penurunan. Penurunan tersebut lantaran kondisi perekonomian China sedang dalam kondisi melemah.

Purwono mengatakan, industri baja China mewakili setengah produksi global. Sekitar lebih dari 50 persen kebutuhan baja di dunia dipasok dari China. Ia mengatakan, lemahnya industri baja global juga lantaran serapan baja domestik di China sedang menurun.

"Ekonomi dia saat ini juga diakui dia sedang dalam kondisi lemah. Sekarang ini mereka serapan domestiknya kurang, sehingga mereka banyak keluar," tambah dia.

Di sisi lain, pihaknya terus akan berkolaborasi dengan Pemerintah atau dalam hal ini Kementerian Perindustrian, dalam menciptakan ekskalasi di tengah gangguan yang ada, sehingga bisa menciptakan peningkatan pertumbuhan industri baja.

Baca juga: Marak Baja Non-SNI untuk Bangunan, Mendag: Ini Berbahaya Sekali

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (llmate) Taufiek Bawazier menambahkan, pihaknya juga optimis bahwa produksi dan utilisasi akan meningkat melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Taufiek berpendapat, jika demand dari TKDN terua ada maka suplai terjaga, bahkan meningkat. Dia menuturkan, tahun ini memasang target pertumbuhan industri baja 11 persen dan berharap dapat mencapai pertumbuhan double digit kembali di 2024.

"Kami masih memiliki kekuatan, untuk bertumbuh tahun ini. Memang kondisi pasar ekspor industri baja saat ini sedang terganggu. Kita lihat bahwa pasar ekspor global itu satu level sekarang tengah terganggu, dari Eropa, China dan Amerika sedang tidak baik seperti biasanya. Tapi, kita masih optimis masih ada kekuatan," paparnya. (Industri Baja Domestik Diproyeksi Masih Tumbuh Positif)

Baca juga: Marak Baja Non-SNI, Mendag: Krakatau Steel Bisa Bangkrut

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Industri Baja Domestik Diproyeksi Masih Tumbuh Positif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com