Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Kompas.com - 19/04/2024, 22:04 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian masyarakat, profesi aktuaris dalam industri keuangan khususnya asuransi mungkin belum cukup dikenal. Namun begitu, profesi ini ternyata memiliki daya tarik yang besar, terutama karena tingginya permintaan dan besarnya penghasilan yang ditawarkan.

Aktuaris merupakan seorang ahli yang dapat mengaplikasikan teori matematika, probabilitas dan statistika, serta ilmu ekonomi dan keuangan untuk menyelesaikan persoalan aktual pada bisnis, khususnya yang berhubungan dengan risiko.

Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Paul Setiono Kartono mengatakan, permintan akan profesi aktuaris di Indonesia masing sangat tinggi.

Baca juga: AI Makin Booming, Profesi Data Engineering Makin Dibutuhkan

Permintaan profesi aktuaris datang dari perusahaan asuransi yang ada sekitar 150 entitas, perusahaan dana pensiun sekitar 200-an perusahaan, dan konsultan aktuaris.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) juga memandatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kementerian yang membawahi bidang keuangan untuk memiliki aktuaris.

Paul juga mengatakan, profesi aktuaris di Indonesia masuk jajaran 10 besar profesi dengan gaji yang tinggi. Bukan tanpa alasan, hal ini lantaran aktuaris dinilai sebagai profesi yang unik.

Baca juga: Ini Profesi Sektor Keuangan Favorit Gen Z Indonesia

"Dia (aktuaris) merupakan gabungan antara ilmu fisik seperti matematika daln lain sebagainya dan juga ilmu sosial, ekonomi, demografi," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (19/4/2024).

"Jadi membuat aktuaris itu jadi profesi yang unik. Namun, bukan hanya technical skill-nya, tetapi yang penting, aktuaris itu adalah suatu profesi yang memiliki kode etik. Jadi aktuaris itu tanggung jawabnya yang dinilai bukan hasil pekerjaannya," sambung dia.

Ia menambahkan, pendapatan seorang aktuaris di pasar tenaga kerja berdasarkan survei dapat mencapai lebih dari Rp 100 juta.

Baca juga: Kejagung Buka Seleksi CASN, Alumni FHUI Didorong Ambil Profesi Jaksa

Sering dengan itu, Paul bilang, karier atau progres seorang aktuaris di perusahaan relatif lebih cepat dibandingkan profesi lain. Pasalnya, aktuaris bisa mengakselerasi karier dengan mengikuti berbagai ujian.

"Rata-rata sekarang perusahaan, kalau dia lulus ujian, dia akan ada kenaikan (gaji), kalau lulus lagi ada kenaikan lagi. Jadi dari entry level sampai level manajer itu bisa dalam waktu 2-3 tahun. Bagian yang lain di satu perusahaan mungkin butuh 5 tahun lebih," imbuh dia.

Namun demikian, aktuaris juga memiliki beban dan tantangan pekerjaan yang tinggi. Aktuaris kerap juga disebut sebagai profesi yang bukan untuk semua orang. Setiap orang harus memiliki bakat dan ketekunan untuk menjadi aktuaris.

Baca juga: MAPPI Desak DPR Segera Bahas RUU Profesi Penilai, Ini Urgensinya

Sebagai ilustrasi, di tingkat universitas terdapat tingkat ketetatan penerimaan untuk program studi aktuaris. Dalam 10 universitas teratas yang memiliki program studi aktuaria, rata-rata rasio penerimaan mahasiswanya ada di angka satu banding 20 sampai satu banding 50.

Dari jumlah tersebut, yang dapat disetarakan atau mendapatkan predikat sebagai seorang aktuaris hanya sekitar 20-30 persen.

"Jadi ini bukan program untuk semua orang. Makanya jumlahnya tidak terlalu banyak dan demand-nya semakin tinggi. Oleh karena itu, aktuaris adalah sala satu profesi yang dibayar paling tinggi," tandas dia.

Baca juga: Kemenkeu Dorong Adanya UU yang Mengatur Profesi Penilai

Sebagai informasi, di Indonesia gelar aktuaris diberikan oleh Persatuan Aktuaris Indoensia (PAI).

Terdapat dua jenjang gelar profesi aktuaris di Indonesia yakni ajun aktuaris dengan gelar ASAI (Associate of Society of Actuaries of Indonesia) dan aktuaris dengan gelar FSAI (Fellow of Society of Actuaries of Indonesia).

Per 31 Maret 2024, Data PAI menunjukkan penyandang gelar FSAI berjumlah 532 orang, sedangkan penyandang gelar ASAI berjumlah 285 orang.

Baca juga: Guru, Profesi yang Paling Banyak Jadi Korban Pinjol Ilegal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com