Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Petani Sawit Minta Jokowi Tak Ambil Kebijakan Lockdown

Kompas.com - 24/03/2020, 17:02 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto meminta Presiden Jokowi pemerintah tidak mengambil opsi lockdown di tengah wabah virus corona.

Terbukanya opsi lockdown memunculkan kekhawatiran bagi petani kelapa sawit yang sangat bergantung kepada harga CPO (Curde Palm Oil).

“Ini bisa memperparah kehidupan petani sawit pasalnya mereka tidak punya stok pangan seperti beras, sayur, buah-buahan atau kebutuhan gizi secara umum,” katanya melalui siaran pers, Selasa (24/3/2020).

Baca juga: Pemodal Asing Kabur, Lepas Surat Berharga Negara Rp 112 triliun

Lockdown dinilai bisa menyulitkan kehidupan petani sawit. Sebab, para petani sawit tidak punya lahan pangan kecuali kebun sawit.

Selama ini kata dia, para petani sawit (plasma dan swadaya) selalu membeli kebutuhan harian di pasar dari hasil penjualan Tandan Buah Sawit (TBS).

“Kalau harga sawitpun ikut turun mereka akan kelaparan atau mengurangi pembelian,” kata dia.

Baca juga: BCA Tutup Sementara 30 Persen Kantor Cabang di Jabodetabek

Sementara itu, akibat Covid-19, harga TBS perlahan mulai turun. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan transaksi perdagangan di negara-negara tujuan ekspor CPO yang terdampak corona, seperti China, Arab, Eropa.

“Pilihan lockdown akan makin mempersulit petani karena bisa jadi aktivitas panen akan berkurang, distribusi pupuk terhambat, peremajaan sawit tidak capai target serta aktivitas pabrik kelapa sawitpun akan berkurang,” ucapnya.

Ia berharap, pemerintah tetap memberikan jaminan distribusi pangan ke kabupaten dengan harga yang terjangkau.

Baca juga: Presiden Jokowi Beberkan Potensi Dampak Corona ke Beberapa Profesi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com