Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Gaji Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Wanita

Kompas.com - 02/04/2020, 09:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Para ahli mengatakan, kesejangan gaji antara laki-laki dan perempuan tak hanya mempengaruhi berapa banyak uang yang wanita dapat, tapi memiliki efek mendalam pada kesehatan mental.

Mengutip CNBC, Kamis (2/4/2020), berikut ini efek-efek psikologis dari kesenjangan upah gender:

1. Menghasilkan sedikit uang lebih menyakitkan

Efek kesenjangan upah gender setiap hari bisa melelahkan bagi perempuan bahkan seringkali rasa yang Anda alami di luar kendali Anda.

Memang, penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat prevalensi depresi dan gangguan kecemasan pada wanita.

Baca juga: Rincian Besaran "Gaji" yang Diterima Peserta Kartu Pra Kerja

Psikiater Maureen Sayres Van Niel mengatakan, bahkan persentasenya lebih tinggi dari stres psikososial dalam kehidupan wanita. Stresor tersebut termasuk upah yang lebih rendah untuk pekerjaan yang sama atau status sosial yang kurang beruntung.

“Anda sering frustrasi, terinternalisasi, dan kadang-kadang menyebabkan orang merasa lebih tertekan atau tentu saja cemas,” katanya.

Perempuan mungkin juga menyalahkan diri mereka sendiri atas keadaan negatif ini, daripada menyadari kesenjangan gaji adalah masalah di lembaganya yang perlu diperbaiki.

Penelitian lainnya, studi dari Universitas Columbia pada 2026 menemukan, ketika wanita memiliki upah yang sama atau lebih dari rekan pria mereka, kemungkinan depresi dan kecemasan hampir sama.

Tetapi ketika wanita menghasilkan lebih sedikit upah, wanita itu 2,4 kali lebih mungkin mengalami depresi dan 4 kali lebih mungkin mengalami kecemasan.

"Dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan diskriminasi dan pengalaman wanita "tertanam secara struktural" dalam masyarakat memiliki dampak besar pada kesehatan mental," kata post-doktoral kesehatan masyrakat, Jonathan Platt.

2. Melakukan pekerjaan bebas lebih menyakitkan

Selain mendapat bayaran lebih rendah untuk jenis pekerjaan yang sama, survei menunjukkan perempuan cenderung memikul sebagian besar tugas rumah tangga yang tidak dibayar, seperti membersihkan, berbelanja bahan makanan, mengatur jadwal, merawat anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.

Semua pekerjaan bebas ini membuat wanita lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja ketimbang pria untuk tugas-tugas di atas.

"Pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak mengambil banyak korban dalam berbagai cara, dan dapat benar-benar merusak kesehatan," kata Platt.

Sebuah studi tahun 2019 menemukan, ketika para ibu merasa hanya bertanggung jawab atas tugas-tugas rumah tangga dan anak-anak mereka, itu mengganggu kesejahteraan mereka.

Mereka akan merasa hampa dan membuatnya merasa kurang puas dengan kehidupan dan hubungan.

3. Butuh aksi

Diperkirakan, perlu waktu 200 tahun untuk menutup kesenjangan gaji. Jadi masyarakat harus memberikan perubahan kompetensi kelembagaan dan struktural yang meningkatkan kesehatan mental wanita dari sekarang.

"Manfaat lain dari kesadaran publik untuk individu adalah, mengetahui kesenjangan upah merupakan masalah yang dihadapi semua wanita dapat membantu mengurangi efek negatif kesehatan mental," ujar Van Niel.

Van Niel menuturkan, perempuan lebih mungkin akan membuat perubahan untuk mengekspresikan kemarahan saat jumlah gajinya tidak sesuai.

"Perempuan dari semua bidang dan di semua tingkatan mengekspresikan kemarahan ketika mereka digaji rendah. Dan itu juga akan membantunya membawa perubahan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com