Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Upayakan Pemanfaatan Alsintan Melalui UPJA dan KUB

Kompas.com - 12/04/2020, 15:59 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Terkait kegiatan produksi, sambung Ikhsan, dari olah lahan, pembibitan, sampai panen, petani hanya dikenakan biaya Rp 1,5 juta per patok. Mereka pun tinggal mengawasi dan merawat sampai panen.

"Pembibitan, olah lahan, hingga panen, semua dilakukan dengan Alsintan, sehingga prosesnya cepat sekali," ungkapnya.

Gabag hasil panen kemudian akan dibeli KUB dengan harga Rp 4.300 hingga Rp 4.500 per kilogram (kg) dan diproses di mesin penggilingan padi milik KUB.

"Karena sudah diserahkan ke KUB, petani tinggal terima bersihnya saja. Dengan bekerja sama dengan KUB, petani sangat diuntungkan. Sebab, biaya usaha tani yang dibebankan ke petani menjadi lebih murah,” ujar Ikhsan.

Baca juga: Imbas Covid-19, Kementan Kaji Alternatif Pasar Ekspor Komoditas Perkebunan

Untuk olah tanah menggunakan Alsintan, petani hanya dikenakan biaya Rp 100.000 per 1.000 meter persegi.

Untuk tanam, biaya yang dikenakan Rp 250.000 per 1.000 meter persegi, untuk panen biayanya Rp 200.000 per 1.000 meter persegi.

Sesuai kalkulasi Ikhsan, petani yang mempunyai lahan 1 hektar (ha), rata-rata mampu menghasilkan padi sebanyak 5,5 ton-6,5 ton per ha.

Apabila harga gabah (GKP) Rp 4.300 per kg- Rp 4.500 per kg, kemudian dikurangi biaya produksi sekitar Rp 9 juta, petani masih mampu mendapatkan keuntungan Rp 20 juta per ha setiap musim.

Baca juga: Kementan Apresiasi Lampung Selatan yang Segera Miliki Perda LP2B

"Bahkan, petani yang hanya punya lahan satu patok, masih mampu mendapatkan penghasilan Rp 8 juta per patok setiap musim," imbuh Ikhsan.

Terkait antusiasme petani, sekitar tahun 2018 lalu, KUB itu mulai dikembangkan di Desa Dalangan di lahan seluas 170 ha.

Lantaran petani yang berminat cukup banyak, wilayah kerja KUB diperluas di enam desa. Meliputi Desa Majasto, Pojok, Kateguhan, Ponowaren, Tangkisan, dan Dalangan.

"Kini luas areal sawah yang dikelola KUB sudah bertambah sebanyak 1.033 ha dengan jumlah petani sekitar 2.400 orang," ujar Ikhsan.

Memanfaatkan Alsinta

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bantuan Alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Baca juga: Antisipasi Kendala Distribusi Pangan karena Social Distance, Kementan Gandeng Gojek

Menurut Mentan, ketika petani menggunakan Alsintan, maka usaha taninya lebih efektif dan efisien.

"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5-6 hari per ha. Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha," ujar Syahrul.

Dengan begitu, sambung dia, penggunaan alsintan mampu membuat produksi jadi 40 persen lebih efisien.

Mentan menambahkan, jika Alsintan dikelola dengan baik, bisa saja ia mampu mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula dua kali per tahun, menjadi tiga kali per tahun, sehingga meningkatkan produktivitas tanaman.

Untuk itu, imbuh dia, dalam lima tahun ini Kementan juga gencar memberikan bantuan Alsintan.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 dan Jelang Ramadan, Kementan Pastikan Persediaan Bawang Merah Aman

"Kami berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka meningkatkan produksi pangan," ujar menteri yang akrab disapa SYL itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com