Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi China Cepat Pulih, Berita Baik untuk Indonesia

Kompas.com - 23/06/2020, 16:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto mengatakan, cepatnya pemulihan ekonomi China membawa berita baik bagi Indonesia.

"Mulai Maret-April kemarin ada geliat ekonomi di China tentu menjadi kabar baik untuk Indonesia karena China adalah salah satu partner dagang utama untuk Indonesia baik dari sisi ekspor maupun impor," kata Ryan dalam konferensi video, Selasa (23/6/2020).

Ryan menilai, China merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia yang proses pemulihannya sangat cepat, usai membukukan rekor kontraksi ekonomi - 6,8 persen di kuartal I-2020 akibat memberlakukan karantina wilayah.

Baca juga: Menhub: Pagu Indikatif Anggaran Kemenhub 2021 Jauh di Bawah Kebutuhan

"China adalah salah satu negara di dunia yang cepat sekali recovery dan akan drive (menyetir) ekonomi dunia tahun ini dan tahun depan," tutur Ryan.

Kendati demikian, 2 mitra dagang RI terbesar lainnya mengalami resesi secara teknikal, yakni Jepang dan Amerika Serikat (AS). Bahkan AS disebut-sebut sebagai negara yang sangat buruk dalam menangani Covid-19 sehingga pemulihan ekonomi akan berjalan lebih panjang.

Resesinya AS terlihat dari lebih banyak indikator pertumbuhan ekonomi yang melaju di zona merah. Sementara Jepang, terlihat dari terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi 2 kuartal berturut-turut.

Baca juga: Buwas: Ada 100 Karyawan Bulog yang Terancam Dipecat

"Jepang hari ini sudah resesi, dari produksi mobil betul-betul anjlok luar biasa. Sementara resesi di AS diperparah dengan adanya demo warga karena kematian orang kulit hitam (George Floyd). AS tahun ini diprediksi -6 persen," papar Ryan.

Lebih jauh dia menuturkan, cepat pulihnya ekonomi suatu negara tidak terlepas dari masifnya penanganan Covid-19 di negara tersebut. Negara-negara yang secara masif menangani Covid-19 memiliki tren pertumbuhan berbentuk V (V-shape).

"Sementara negara yang lambat mengatasi, itu melebar kurvanya mendekati huruf U. Mudah-mudahan negara Indonesia pola recovery-nya tidak menyerupai pola mendekati huruf U," harap Ryan.

Baca juga: Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Terendah Setelah Krisis 1998

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com