Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, Masihkah Bisnis Penjualan Bendera Merah Putih Berkibar?

Kompas.com - 11/08/2020, 12:06 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kemeriahan perayaan HUT RI tentunya menjadi momen-momen paling ditunggu-tunggu seluruh masyarakat Indonesia, termasuk orang-orang yang terlibat dalam pasar pernak-pernik terkait bendera Merah Putih.

Betapa tidak, momen perayaan hari kemerdekaan yang hanya terjadi setahun sekali ini sangat identik dengan berbagai perayaan berbau nasionalisme yang tidak luput dari sentuhan kain Merah Putih di segala penjuru Tanah Air.

Di banyak tempat, pemasangan aksesori seperti umbul-umbul dan bendera Merah Putih menjadi pelengkap yang wajib untuk menambah semarak hari kemerdekaan Indonesia. Warga pun banyak yang berlomba untuk memasang dekorasi–dekorasi menarik bertema kemerdekaan, seperti bendera kecil di sepanjang pagar, ataupun di depan gapura atau gang.

Baca juga: Erick Thohir: Bantuan Rp 2,4 Juta Per UMKM Disalurkan dalam 1-2 Minggu ke Depan

Sementara itu, di perkantoran, gedung dan tempat-tempat publik, pemasangan dekorasi Merah Putih dengan ukuran panjang yang berada di dalam dan luar bangunan umumnya selalu dilakukan. Hal inilah yang membuat bisnis bendera ataupun pernak-pernik terkait HUT RI kerap mendapatkan omzet yang besar setiap tahunnya.

Nah, bagaimana kondisinya di kala pandemi Covid-19  seperti sekarang ini?

Kartini Nasrul (75), seorang penjahit sekaligus pemilik toko perlengkapan upacara CV Ampera di Proyek Senen Blok III, mengaku, secara umum permintaan akan bendera Merah Putih dan pernak-pernik penunjang lainnya meningkat menjelang perayaan HUT RI.  Namun, pemesanan perlengkapan upacara dalam hal ini seragam paskibra memang mengalami penurunan.

“Kalau bendera hias, bendera Merah Putih, dan umbul-umbul masih bagus. Yang berkurang itu setelan paskibraka,” kata Kartini kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020).

Kartini mengatakan, beberapa kedutaan dan perusahaan yang biasanya merayakan upacara tahunan tidak merayakannya pada tahun ini, sehingga terjadi penurunan permintaan perlengkapan upacara.

“Yang merayakan tiap tahun banyak yang tidak merayakan, mereka bilang karena tidak ada perintah dari pusat. Padahal, saya sudah nyetok banyak. Tapi, enggak apa-apa, bisa untuk tahun depan,” jelas dia.

Penurunan pemesanan bahkan terjadi sampai dengan 10 persen saat ini untuk pakaian paskibra. Padahal, umumnya pemesanan perlengkapan upacara biasanya sudah dimulai sejak bulan Juni yang datang dari sekolah, perusahaan, dan kedutaan.

“Biasanya mulai Juni sudah dipesan, tapi sekarang yang pesan hanya Taspen, Bank Mandiri, dan Kedutaan Korea. Sementara Jerman hanya pesan alat paskibra untuk tiga orang saja. Mereka bilang baju masih ada, jadi hanya untuk perlengkapan saja,” jelas Kartini.

Wanita yang sudah menekuni bidang jahit–menjahit sejak 45 tahun ini mengaku, untuk penjualan musiman perlengkapan upacara, ia meraup omzet yang tidak sedikit. Ia mengaku pendapatannya untuk penjualan bendera sekitar Rp 200 juta per bulan.

Baca juga: Singapura Resesi, Ekonomi Kuartal II Minus 42,9 Persen Dibandingkan Sebelumnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com