JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah bank nasional sudah memaparkan kinerjanya di tengah pandemi Covid-19 hingga kuartal III 2020.
Beberapa di antaranya mengalami penurunan laba karena harus memupuk pencadangan, mengingat pandemi Covid-19 memungkinkan debitur sulit membayar kewajibannya di masa new normal.
Begitu pula dengan adanya kebijakan restrukturisasi kredit, meski diperpanjang hingga 31 Maret 2022.
Baca juga: Ada BPR Gagal, LPS Pastikan Kondisi Perbankan Masih Stabil
Namun, bank-bank tersebut masih mencatatkan kinerja positif di tengah banjirnya likuiditas.
Lantas, bank mana yang mencatat laba paling besar?
Hingga saat ini, ada 4 emiten bank besar yang telah melaporkan kinerja keuangan di kuartal III 2020, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Dari 5 bank yang sudah melaporkan kinerjanya, Bank BCA mencatatkan laba paling besar dengan penurunan paling kecil, hanya satu digit.
Di kuartal ketiga 2020, bank bersandi saham BBCA ini membukukan laba Rp 20 triliun, atau turun 4,2 persen dari Rp 20,9 triliun secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama.
Baca juga: Perkuat Biaya Pencadangan, Laba BCA Turun 4,2 Persen
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya biaya pencadangan di tengah pandemi Covid-19.
Tercatat, BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau 160,6 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit.
Namun secara kuartalan, laba BCA masih tumbuh sebesar 37,8 persen (quartal to quartal/qtq) menjadi Rp 7,79 triliun, dari laba Rp 5,65 triliun di kuartal II 2020 dan Rp 6,58 triliun di kuartal I 2020.
Jika dilihat, penurunan laba yang hanya satu digit ini tak terlepas dari tumbuhnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 9 persen (yoy) dari Rp 37,4 triliun menjadi Rp 40,8 triliun. Pendapatan non bunga (non interest income) pun masih tumbuh 3 persen (yoy) dari Rp 14,6 triliun menjadi Rp 15 triliun.
Baca juga: Genjot Pertumbuhan Kredit, BCA Berharap Banyak ke Segmen Korporasi
Bank Mandiri tercatat masih membukukan laba bersih sebesar Rp 14 triliun sepanjang kuartal III-2020. Realisasi mengalami penurunan sebesar 30,7 persen dibanding Rp 20,25 triliun di periode yang sama.
Penurunan laba bersih tersebut diikuti dengan merosotnya pendapatan operasional. Tercatat pada periode Juli hingga September 2020, pendapatan operasional Bank Mandiri sebesar Rp 62,9 triliiun atau turun 3,06 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.