JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) menolak aksi korporasi PT MRT Jakarta yang akan mengakuisisi 51 persen saham PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
“Integrasi yes, akuisisi no,” tulis SPKA dalam keterangan tertulis, Selasa (12/1/2021).
Rencana akuisisi tersebut dinilai SPKA berpotensi merusak sistem transportasi perkeretaapian yang sudah mapan baik terintegrasi dalam satu kesatuan sistem.
Menurut mereka, integrasi perkeretaapian dapat dilakukan tanpa perlu adanya proses akuisisi.
“Menjadikan terpecah berpetak-petak hanya karena alasan kewenangan,” tulis SPKA.
Baca juga: Pengunjung Restoran Kian Dibatasi Selama PPKM, Begini Keluh Kesah Pengusaha
Oleh karenanya, SPKA merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait dan manajemen KAI untuk menolak aksi korporasi MRT Jakarta yang merupakan BUMD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Sangat ironis sekali jika dari akuisisi saham ini, BUMD mendapat porsi yang lebih besar ketimbang BUMN. Idealnya BUMN mendapat porsi saham mayoritas daripada BUMD. Karena BUMN lebih elastis dalam pengembangannya bisnis secara nasional,” tutur SPKA.
Selain itu, SPKA juga menyayangkan, apabila saham mayoritas KCI dipegang oleh perusahaan seusia MRT.
“KAI lebih berpengalaman dalam pengelolaan moda transportasi berbasis rel dan memiliki lintas operasional yang lebih panjang dan komplek,” tulis SPKA.
Baca juga: 3 Instruksi Jokowi ke Menhub soal Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
Sebelumnya diberitakan, MRT Jakarta akan mengakuisisi 51 persen kepemilikan saham KAI di KCI.
Sementara KAI nantinya hanya memiliki porsi saham sebesar 49 persen.
"Sehingga MRT akan mendapat kepemilikan 51 persen pada KCI dan sisanya 49 persen akan dimiliki oleh PT KAI," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam Forum Diskusi Virtual, Kamis (10/12/2020).
Pemprov DKI Jakarta sendiri menyiapkan pagu anggaran sebesar Rp 1,7 triliun. Namun William belum bisa memastikan nilai dari keseluruhan saham.
Baca juga: Sandiaga Uno Temui Sri Mulyani, Ini yang Dibahas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.