Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbangi DP 0 Persen, REI Minta Bank Turunkan Suku Bunga KPR

Kompas.com - 19/02/2021, 18:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengembang Real Estate Indonesia (REI) meminta perbankan menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) seiring dengan kebijakan kelonggaran LTV/FTV paling tinggi 100 persen alias DP 0 persen untuk KPR.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI Royzani Sjachril berharap, penurunan bunga bisa mendekati bunga KPR berskema FLPP sebesar 7-8 persen dalam jangka waktu/tenor cicilan yang lebih lama.

"Kita berharap bunganya bisa diturunkan. BI-7DRRR sudah turun tapi kok bunga KPR enggak turun serta merta? Atau kredit konstruksi belum turun. kita berharap bisa mendekati bunga perumahan FLPP," kata Royzani dalam Mortgage Forum secara virtual, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Ramai-ramai Menanti Layanan GeNose di Bandara

Royzani menuturkan, penurunan suku bunga akan berpengaruh pada permintaan kredit dan rumah yang seret akibat pandemi Covid-19. Tercatat permintaan real estate turun dari 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,3 persen (yoy).

Beruntung, penurunan tidak sampai level kontraksi lantaran ditopang oleh program Satu Juta Rumah yang digagas pemerintah.

Karena itu, sebanyak 80 persen pengembang yang tergabung dalam REI membangun rumah subsidi atau mengalihkan rumah komersial menjadi subsidi agar bisa tetap bertahan di tahun lalu.

"Alhamdulillah masih mengangkat sektor real estate. Pasar perumahan, rumah sewa, dan ritel turun karena pangsa pasarnya (drop saat pandemi)," ungkap Royzani.

Tak cuma suku bunga, REI meminta bank agar membuka akses kredit perumahan kepada semua segmen, tak hanya berputar pada ASN, TNI/Polri, karyawan BUMN, dan karyawan swasta dengan penghasilan tetap.

Padahal menurutnya, banyak wiraswasta yang pelaku usaha di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berpenghasilan memadai dan ingin memiliki rumah.

Baca juga: Elon Musk Sebut Bitcoin Sedikit Lebih Baik dari Uang Tunai, Mengapa?

"Kita berharap perbankan lebih welcome kepada yang bukan fix income yang bisa diserap. Karena banyak end user (seperti) UMKM, wiraswasta di sektor itu yang ingin ambil properti," jelas dia.

Lalu, pihaknya ingin Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bank syariah juga diberikan kesempatan untuk menyalurkan KPR. Sebab BPD dianggap lebih mengetahui daerah masing-masing dibanding bank-bank berskala nasional.

"Kita juga berharap perbankan memberikan kesempatan kepada perbankan syariah dalam KPR dan konstruksinya. karena dari sisi properti syariah banyak diminati masyarakat dan lebih tumbuh di tahun 2020," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com