Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selisik Proposal Pajak Sri Mulyani ke DPR, dari PPN hingga Cukai Plastik

Kompas.com - 30/06/2021, 07:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mulai membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) soal beberapa instrumen pajak bersama Komisi XI DPR RI.

Pajak tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sembako, PPN jasa pendidikan, pajak karbon, PPh orang kaya, dan PPh badan.

Rancangan Undang-Undang yang dimaksud adalah Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kelima atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, reformasi membuat kontribusi warga negara menjadi lebih baik, sehingga berdampak pada penerimaan negara yang lebih signifikan.

Pada tahun 1983, penerimaan negara masih didominasi oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari sumber daya alam (SDA) seperti minyak dan gas bumi. Totalnya kala itu mencapai 67,6 persen dari total penerimaan negara.

Baca juga: Begini Cerita Susi Pudjiastuti soal Ivermectin

Seiring berjalannya waktu, PNBP SDA ini mengalami penurunan. Sejak tahun 1992, instrumen pajak mulai menjadi tulang punggung penerimaan negara.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kemudian berusaha mendorong jumlah basis pajak selama 20 tahun terakhir.

"Pajak menjadi tulang punggung penerimaan negara, bahkan tahun 2016 kontribusi perpajakan kita adalah 71 persen dari total penerimaan negara kita. Peranan dari PNBP dalam hal ini yang berasal dari SDA menurun sangat drastis menjadi hanya 20 persen," kata Sri Mulyani saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (28/6/2021).

Bendahara negara ini membeberkan, naiknya wajib pajak (WP) orang pribadi (OP) menjadi fenomena sadarnya masyarakat soal pajak. Pada tahun 2002, rasio WP OP terhadap jumlah penduduk yang bekerja tadinya 1,82 persen, kini sudah mencapai 34,6 persen.

"Saya ingat waktu menjadi Menteri Keuangan tahun 2005, OP tidak lebih dari 1 juta waktu itu, sangat kecil," tutur dia.

Upaya reformasi sistem perpajakan

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengakui, pemerintah sudah begitu banyak melakukan reformasi pajak. Beragam insentif pun telah diberikan untuk membangun kepatuhan (compliance) para wajib pajak.

Baca juga: Bahaya, Marak Minyak Jelantah Dipakai untuk Gorengan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com