Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

WFH Dirasa Penuh Tantangan oleh Sejumlah Karyawan, Ini Tanggapan Psikolog

Kompas.com - 30/07/2021, 20:26 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

Adapun melibatkan peserta yang terlalu besar dalam sebuah rapat virtual, menurut Ao, merupakan hal yang tidak efektif.

“(Terlalu banyak peserta saat rapat) membuat pembahasan semakin panjang, lari ke kanan dan ke kiri,” ujarnya sambil tertawa.

Selain itu, Ao juga merasa bahwa WFH memberi sensasi durasi kerja yang lebih panjang, lantaran masih ada kegiatan lain di luar rapat rutin yang perlu dilakukan.

Tantangan lain terkait WFH dialami pula oleh Team Assistant East Ventures (EV) Growth Dwita Anggiaria yang kesulitan menjangkau jaringan internet.

Ia mengaku menggunakan handphone untuk melakukan penambatan jaringan internet atau yang biasa disebut tethring dan hotspot.

Baca juga: Dukung Potensi Akademik dan Sosial Anak, Sinar Mas Renovasi PAUD Kasih Bunda

“Lama-lama handphone saya yang ngedrop baterainya, tidak bisa lagi terisi penuh. Sepertinya karena layar selalu aktif tanpa jeda,” keluh Dwita.

Ia pun mengaku mengalami sakit punggung dan cepat pusing selama WFH.

“Karena setting yang ada (di rumah) bukan tempat untuk bekerja, punggung jadi terasa sakit sekali. Kemudian, penggunaan headphone terus-menerus membuat kepala cepat pusing,” tuturnya.

Menurut Dwita, tingkat kesibukan saat bekerja di kantor maupun WFH tidak jauh berbeda.

“Bahkan jauh sebelum pandemi, mereka (pihak perusahaan) sudah cukup sering bekerja dari rumah. Berbasis cloud business, sampai ke approval dan signature saja kami menggunakan digital sign. Akhirnya, mau di kantor ataupun di rumah, sama saja sibuknya,” kata Dwita.

Baca juga: Sinar Mas Dukung Kementerian LHK Jalankan Program TMC untuk Cegah Karhutla

Selain Dwita, ada pula Marketing Manager PT Borneo Indobara Nattasya Azimada yang menjumpai tantangan selama WFH.

Menurutnya, WFH membuat rekan kerja dan atasannya beranggapan bahwa dia harus siap dihubungi kapan pun.

“Padahal dalam situasi kerja normal, hal ini tak terjadi. Mungkin mereka berpikir, bagaimana bisa sukar dihubungi jika tengah berada di rumah,” kata Nattasya.

Terbatasnya pertemuan dan komunikasi secara langsung dengan rekan kerja, kata Nattasya, membuat banyak hal harus disampaikan secara tertulis.

Report harus dibuat semakin detail, akurat, dan mudah dipahami,” tuturnya.

Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Seroja, Sinar Mas Salurkan Bantuan Obat-obatan

Ia pun mengaku harus sudah stand by sejak pukul 10.00 layaknya sedang bekerja di kantor.

“Jadi sama saja seperti bekerja di kantor. Pakaian juga harus tetap rapi,” ujarnya.

Nattasya mengaku harus selalu menampakkan diri dalam setiap vicon bersama direksi, regulator, klien atau customer, demi menjaga profesionalisme.

Namun, kata dia, saat vicon bersama rekan kerja, ia dapat mematikan video dan mendapat kesempatan untuk sedikit lebih santai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com