Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Upaya ANJ Lindungi Keanekaragaman Hayati Indonesia

Kompas.com - 19/08/2021, 10:00 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Banyaknya karyawan yang bersinggungan dengan kehidupan liar setiap hari tentu bisa menjadi sarana baik untuk mewujudkan program ini. Lewat ponsel masing-masing dan formulir yang diberikan oleh tim konservasi, mereka bisa memberi tahu temuan fauna dan flora yang di jumpai di lapangan.

“Ini berlaku untuk semua karyawan di seluruh wilayah operasional, baik di area konservasi maupun di perkebunan. Kami juga menggunakan pihak ketiga (luar) untuk membantu meninjau data-data baru,” jelasnya.

Nantinya, lanjut Nardi, data-data flora dan fauna yang terkumpul akan dimasukkan dalam data base keankeragaman hayati yang akan dipublikasikan dalam website khusus.

“Dengan adanya program ini, para karyawan bisa punya sense of belonging atau rasa mencintai dan ingin menjaga berbagai flora dan fauna yang ada di luar sana,” harapnya.

Triple bottom line ANJ

Presiden Direktur (Presdir) ANJ Istini Siddharta menjelaskan, dalam mengembangkan kegiatan konservasi, ANJ selalu berpegang teguh pada triple bottom line (TBL) perusahaan, yakni people, planet, and prosperity.

Baca juga: Menjaga Populasi dan Habitat Orangutan di Lansekap Sungai Putri-Taman Nasional Gunung Palung

“Sistem operasional ANJ selalu berpedoman terhadap responsible development. Bagaimana menyeimbangkan antara perkembangan kelapa sawit sebagai core bisnis dengan lingkungan dan kesejahteraan rakyat,” kata Istini yang juga hadir dalam wawancara bersama Kompas.com, Selasa.

Ia berujar, ANJ selalu memantau dan menilai inisiatif konservasi melalui kerja sama dengan ilmuwan dan pakar lingkungan dalam mengelola perkebunan sebagai kawasan konservasi keanekaragaman hayati.

Salah satu kebijakan keberlanjutan ANJ, sebut dia, erat kaitannya dengan no deforestation, no peat, and no exploitation (NDPE).

Lewat kebijakan tersebut, ANJ tidak akan mengembangkan kebun kelapa sawit di hutan primer dan akan selalu memprioritaskan konservasi hutan. Area dengan stok karbon tinggi (SKT) yang telah diidentifikasi secara independen, tidak akan dibuka untuk pengembangan kelapa sawit, sesuai dengan protokol Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Baca juga: Orangutan yang Masuk Perkampungan di Kaltim Ditangkap Setelah 3 Hari Dicari di Hutan

“Kelestarian alam itu penting sekali. Kalau kami buka semua hutan, ketika kering dan tidak ada air, terus bagaimana? Serangga-serangga yang melakukan polinasi di bunga-bunga kelapa sawit juga tidak akan ada. Jadi keberlangsungan usaha kami tergantung kepada inti keseimbangan tiga hal itu tadi, people, planet, and prosperity,” ujarnya.

Menurut dia, berbagai upaya menjaga kelestarian alam bahkan sudah mulai diterapkan dalam internal ANJ sendiri.

ANJ saat ini sedang mempertimbangkan peggunaan bio compressed natural gas (bio-CNG) atau biomethane yang berasal dari pemurnian biogas, untuk mengurangi penggunaan diesel untuk transportasi, atau biogas juga dapat dijadikan tenaga listrik. Kedua hal ini akan mengurangi efek GHG dari operasi ANJ.

Selain itu, Istini memberikan contoh lain, yakni upaya pengurangan carbon footprint di Papua, khususnya hal yang menyangkut makanan.

Baca juga: Viral, Video Orangutan Diselamatkan Warga, Ini Update Terbarunya

“Makanan untuk kami itu dibawa jauh sekali. Mi instan, misalnya, dibawa dari pulau Jawa ke Papua, berarti carbon footprint-nya besar. Bungkusnya dibuang di sana, mengotori sungai. Nah, dari sini kami membuat inisiatif bakmi dari sagu. Ini merupakan ambisi internal dari kami untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan,” tuturnya.

Tak hanya itu saja, sebagai upaya mendukung responsible development, ANJ mengharuskan setiap jajaran karyawan dan direksi untuk terlibat langsung dalam program-program lingkungan.

Mulai dari pemilahan sampah, daur ulang plastik sebagai bahan konstruksi, ekowisata Belitung, pertanian sayuran di Papua, microbanking koperasi simpan untuk warga Papua, integrasi rantai pasokan dengan memfasilitasi pembentukan koperasi transport, dan lain-lain.

“Setiap orang harus ikut proyek responsible development. Mereka bebas memilih proyek. Ada yang mau ikut program PENDAKI saja, karena suka foto-foto, ya silakan, sesuai keinginan sendiri,” ucapnya.

Baca juga: Viral, Video Orangutan Jalan-jalan Masuk Permukiman Warga di Kalimantan, BKSDA: Habitatnya Rusak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com