Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Melemah Terseret Kekhawatiran Penyebaran Varian Delta

Kompas.com - 09/09/2021, 07:04 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu AS (Kamis pagi waktu Indonesia) karena terseret oleh kekhawatiran bahwa varian delta virus corona dapat memperlemah pemulihan ekonomi.

Hal lain yang juga menekan pergerakan Wall Street adalah soal ketidakpastian tentang kapan Federal Reserve dapat menarik kembali kebijakan akomodatifnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 68,93 poin atau 0,20 persen, menjadi menetap di 35.031,07 poin.

Baca juga: 1 Lot Berapa Lembar Saham? Berikut Penjelasannya

 

Indeks S&P 500 berkurang 5,96 poin atau 0,13 persen, menjadi berakhir di 4.514,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 87,69 poin atau 0,57 persen, menjadi 15.286,64 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 1,3 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor utilitas terangkat 1,79 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.

Apple dan Facebook melemah sekitar 1,0 persen setelah sebelumnya sempat berkontribusi mendorong Nasdaq ke rekor tertinggi di sesi sebelumnya.

Penurunan di dua raksasa Silicon Valley itu berkontribusi lebih besar dari perusahaan lain terhadap penurunan S&P 500 untuk sesi ini.

Di sisi lain, isu varian delta juga menyebabkan Wall Street turun. Lebih dari 40,3 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 651.800 kematian terkait pada Rabu sore (8/9/2021), menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Statistik terbaru yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan, peningkatan harian rata-rata kasus di negara itu mencapai lebih dari 140.000 dalam periode tujuh hari yang berakhir Selasa (7/9/2021) lalu.

Investor menjadi lebih berhati-hati menyusul data penggajian Agustus yang lemah pada Jumat (3/9/2021).

Sementara itu, tekanan dari kenaikan biaya-biaya, meskipun ekonomi melambat, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed dapat bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan untuk mengurangi langkah-langkah moneter besar-besaran yang diberlakukan tahun lalu guna melindungi ekonomi dari pandemi virus corona.

Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung Return Saham?

Ekonomi AS "sedikit turun" pada Agustus karena meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana lonjakan baru kasus virus corona akan memengaruhi pemulihan ekonomi, kata The Fed pada Rabu (8/9/2021) dalam ringkasan laporan Beige Book terbaru tentang ekonomi.

Indeks S&P 500 telah merosot kurang dari satu persen dari rekor penutupan tertinggi Kamis lalu (2/9/2021), dan masih melonjak 20 persen tahun ini, didukung oleh kebijakan moneter akomodatif Fed.

"Investor menarik kelopak bunga dari bunga aster, dengan mengatakan, 'Ekonomi akan tumbuh, ekonomi tidak akan tumbuh,'" kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA. "Mereka tidak dapat mengambil keputusan, jadi mereka tidak memiliki komitmen untuk posisi jangka panjang."

Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard mengatakan kepada Financial Times bahwa Fed harus bergerak maju dengan rencana untuk memangkas program stimulus pandemi meskipun terjadi perlambatan dalam pertumbuhan pekerjaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com