Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kendala, Eksportir Sarang Burung Walet Mengadu ke KSP

Kompas.com - 27/09/2021, 20:55 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Para eksportir sarang burung walet mengadukan nasib mereka ke Kantor Staf Presiden (KSP) terkait masih terhambatnya ekspor sarang burung walet ke China.

Para pengusaha sarang burung walet Indonesia mengaku kecewa dengan progres sertifikasi ekspor walet ke China yang sangat lamban.

Akibatnya, Indonesia harus kehilangan peluang menaikkan devisa karena gagal menggenjot nilai ekspor sarang walet ke China.

Baca juga: Istana Diminta Turun Tangan Atasi Hambatan Ekspor Sarang Walet ke China

Aduan terkait hal ini sempat disampaikan langsung kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Agung Krisdianto pada Jumat (23/9/2021) lalu.

Perwakilan pengusaha dari Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa Timur, dan Jabodetabek tersebut mengungkapkan, ekspor sarang burung walet masih terkatung-katung akibat masalah regulasi internal dan eksternal di China.

Panasehat Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN) Benny Hutapea menyampaikan apresiasi kepada KSP yang telah memberikan perhatian terhadap nasib para petani sarang burung walet Indonesia.

Salah satu kepedulian KSP adalah memperjuangkan agar hambatan ekspor sarang burung walet Indonesia ke China agar dapat teratasi.

Baca juga: Petani Sarang Walet Minta agar Monopoli Ekspor Sarang Burung Walet ke China Dihilangkan

“Kami berterima kasih kepada KSP dan berharap terus mengawal agar hambatan ekspor walet bisa diselesaikan,” kata Benny dalam keterangan resmi, Senin (27/9/2021).

Indonesia sendiri tercatat sebagai sumber sarang burung walet terbesar di dunia, sementara China merupakan konsumen terbesar sarang burung walet secara global. Ekspor sarang burung walet Indonesia ke China sepanjang 2020 mencapai 413,6 juta dollar AS.

Pada April 2021, Indonesia mengumumkan bahwa China akan mengimpor sarang burung walet asal Indonesia senilai 1,13 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 16 triliun.

Kesepakatan tersebut diumumkan pasca kunjungan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke China.

Hanya saja, peluang Indonesia untuk menggenjot ekspor sarang burung walet ke China menghadapi tantangan, terutama soal tidak bertambahnya jumlah eksportir walet ke China sejak 2014.

Baca juga: UMKM Sarang Walet Keluhkan Sulitnya Ekspor ke China, Ini Kata Kementan

Padahal sejak 2019, sebanyak empat perusahaan walet Indonesia sudah mengajukan permohonan izin ekspor ke China, namun belum ada satupun yang diloloskan.

Sejauh ini, Pemerintah telah mengajukan audit tujuh perusahaan untuk diaudit oleh General Administration Customs of China (GACC). Empat perusahaan sudah diaudit GACC pada 2019 dan tiga perusahaan pada 2021.

Sayangnya, dari hasil audit tersebut, ketujuh perusahaan tak mendapat kejelasan sehingga gagal mendapatkan sertifikasi izin ekspor ke China.

Benny mempertanyakan nasib empat perusahaan yang sudah diaudit GACC pada 2018, tetapi tidak ada kejelasan nasibnya setelah hampir 3 tahun.

"Pemerintah harusnya membantu bagaimana empat perusahaan ini memenuhi protokol yang ditetapkan China. Lakukan evaluasi. Buat list,” bebernya.

Sementara itu, perwakilan eksportir sarang burung walet asal Jawa Timur Lusiyanto Handoko mengatakan, semua persyaratan harus otoritas China yang mengaudit mulai dari hulu ke hilir.

"Mereka juga yang menetapkan kuota. Saya sudah minta tambahan kuota sejak tiga tahun lalu, sampai sekarang juga belum ada hasil," kata Lusiyanto.

Baca juga: Mendag Sebut China Bakal Beli Sarang Burung Walet Indonesia Rp 16 Triliun

Saat ini, yang mendominasi ekspor sarang burung walet hanya 23 perusahaan yang terdaftar di GACC. Handoko menilai, perlu ada campur tangan KSP untuk menfasilitasi proses negosiasi dengan pihak GACC.

Hal itu agar pelaku ekspor sarang burung walet mendapatkan sertifikasi sebagai eksportir terdaftar di negeri tirai bambu tersebut.

Menurutnya, di tengah sulitnya perekonomian akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pemerintah harus membuat terobosan kunci untuk menghilangkan hambatan ekspor.

"Agar potensi devisa yang sangat besar dari ekspor sarang burung walet bisa ditingkatkan," kata Handoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com