Menurut Kloza, jika AS dan sekutunya semakin menekan Rusia dengan sanksi ekonomi, Putin bisa saja semakin nekat untuk menghentikan pengiriman minyak dan gasnya ke Eropa sebagai bentuk pembalasan.
Baca juga: Bagaimana Ekonomi Timor Leste Setelah 18 Tahun Merdeka dari Indonesia?
"Jika ini terjadi, kekhawatiran (kenaikan harga bahan bakar fosil) bakal bertahan lebih lama," jelas Kloza.
Untuk mengantisipasi balasan dari Putin, Amerika Serikat sudah ancang-ancang mencari negara produsen minyak lainnya. Negara yang diincar adalah Iran, Arab Saudi, dan Venezuela.
Masalahnya, dengan Iran dan Venezuela, Amerika Serikat selama ini memiliki hubungan kurang akur. AS telah lama memiliki hubungan yang rumit dengan kedua negara tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara tersebut telah dituduh melakukan segala hal mulai dari kecurangan pemilu hingga kekejaman hak asasi manusia. Khusus Iran, AS juga menudinh negara itu mengembangkan senjata nuklir.
Sementara dengan Arab Saudi, meski berstatus sebagai sekutu lama, Presiden Joe Biden sempat menyebut Arab Saudi sebagai "paria" karena perannya dalam pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Bahkan, Biden sempat merilis laporan intelijen Amerika Serikat yang mencurigai keterlibatan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Baca juga: 22 Tahun Pisah dari RI, Mengapa Timor Leste Setia Gunakan Dollar AS?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.