Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Industri Perbankan pada 2023

Kompas.com - 28/09/2022, 14:44 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan perbankan masih akan menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat pada tahun depan.

Menurut Bhima, tantangan terbesar industri perbankan justru akan terjadi pada kuartal I-2023 karena Indonesia mulai memasuki tahun politik.

"Tantangan sebenarnya itu justru pada kuartal I-2023 ke depan. Ada tahun politik juga, investasi bisa terganggu di tengah tahun politik karena banyak perusahaan yang mungkin wait and see dulu untuk mencairkan pinjamannya melihat situasi politik," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Blue Bird Beli 50 Unit Mobil Listrik

Saat ini, perbankan masih dapat mengatasi beberapa tantangan yang datang dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari tantangan perekonomian yang masih dilanda ketidakpastian, inflasi yang mulai tinggi, hingga tren suku bunga tinggi.

Hal ini terlihat dari kondisi likuiditas perbankan yang tetap terjaga. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) perbankan masih tinggi mencapai 26,52 persen.

Likuiditas perbankan pada Agustus 2022 dinilai tetap terjaga didukung pertumbuhan DPK sebesar 7,77 persen secara year on year (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59 persen.

Padahal penyesuaian secara bertahap giro wajib minimum (GWM) rupiah dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret sampai 15 September 2022, telah menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp 269,3 triliun.

Baca juga: RI-Jepang Sepakati Kontrak Dagang Cangkang Kernel Sawit

Namun kebijakan tersebut rupanya tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit kepada dunia usaha maupun partisipasi dalam pembelian surat berharga negara (SBN).

Sebab, pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 tercatat sebesar 10,62 persen secara tahunan, ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7 persen secara tahunan pada periode yang sama.

Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86 persen. Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) pada Juli 2022 yang tercatat 2,90 persen bruto dan 0,82 persen neto.

Baca juga: Waspada, Asosiasi Fintech Sebut Ada Dugaan Replikasi 28 Pinjol Berizin

Namun pada 2023, Bhima meniali terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh industri perbankan. Berikut tantangannya:

1. Risiko beban NPL akibat restrukturisasi kredit Covid-19

Kebijakan restrukturisasi kredit bagi yang terdampak Covid-19 akan berakhir pada Maret 2023. Hal ini, kata Bhima, dapat meningkatkan NPL perbankan karena debitur dari segmen korporasi maupun UMKM masih banyak yang menjadi beban restrukturisasi ini.

"Kalau dilihat UMKM memang punya risiko restrukturisasi pinjaman yang belum selesai sebagian bisa berisiko menimbulkan NPL yang baru," ucapnya.

Namun, hal ini masih bisa disiasati perbankan dengan mempertebal pencadangan loan at risk (LAR) agar dapat digunakan untuk menghadapi risiko NPL jika kebijakan ini tidak diperpanjang.

Baca juga: Asosiasi Pengemudi Minta BLT Ojol Dinaikkan 100 Persen

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com