Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ekonomi Digital Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Masa Depan RI

Kompas.com - 29/09/2022, 06:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyakini ekonomi digital dapat menjadi sumber perekonomian baru yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Hal ini mengingat Indonesia memiliki banyak potensi untuk mengembangkan sektor digital.

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya percepatan transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal perekonomian. Seperti nilai transaksi e-commerce yang naik 54 persen dari 21 miliar dollar AS di 2019 menjadi sebesar 32 miliar dollar AS di 2020.

"Bagi Indonesia, sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital, dan memastikan bahwa potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi dan berkontribusi pada mesin pertumbuhan masa depan yang berkelanjutan dan juga inklusif," ujarnya dalam rangkaian diskusi B20, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Ekonomi Digital RI 2030 Diramal Capai Rp 4.531 Triliun, Jokowi: Ada Peluang Besar Pengembangan Startup Pangan

Momentum perkembangan ekonomi digital itu pun harus dimanfaatkan dengan optimal untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Terlebih potensi ekonomi digital Indonesia cukup besar, setidaknya tercermin dari potensi transaksi e-commerce bisa mencapai 83 miliar dollar AS pada 2025 mendatang.

Berdasarkan laporan Southeast Asia, ekonomi digital Indonesia tercatat menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yakni dari semula 47 miliar dollar AS di 2022 menjadi 70 miliar dollar AS di 2021 atau tumbuh 47 persen. Nilai itu diprediksi akan terus meningkat mencapai lebih dari 120 miliar dollar AS pada 2025.

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki faktor demografi penduduk usia muda yang lebih besar dan telah terbiasa dengan teknologi (tech savy). Kemudian penetrasi pengguna internet di RI pun relatif tinggi, tercermin dari 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia merupakan pengguna internet.

"Kami juga memiliki ekosistem yang kondusif dan mendukung untuk pengembangan digital startup. Ini termasuk dukungan kuat dari pemerintah untuk membangun infrastruktur ekonomi digital," katanya.

"Maka dengan komposisi demografi yang menguntungkan dan didukung oleh penetrasi internet, ekonomi digital di Indonesia akan semakin kuat," lanjut Sri Mulyani.

Meski demikian, Sri Mulyani mengakui bahwa pemerintah masih menghadapi sejumlah tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, di antaranya disparitas antara wilayah terkait akses internet yang belum merata dan tingkat pendapatan masyarakat yang berbeda-beda.

Keamanan siber juga menjadi tantangan dan ancaman bagi perekonomian, sehingga perlindungan data konsumen menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, perlunya perlakuan pajak yang sama antara bisnis lokal dan asing, skema pendanaan yang terbatas untuk startup, serta rendahnya penyerapan tenaga kerja turut menjadi tantangan.

"Berdasarkan peluang dan tantangan tersebut, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, karena pengaruh teknologi akan mengubah cara dunia bekerja. Kita juga harus lebih tanggap dan bersiap menghadapi tantangan, risiko, serta dinamika perkembangan ekonomi digital ke depan," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh hingga 6 Persen di Kuartal III-2022

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com