Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaiki Ekosistem Kelautan, Pemerintah Siapkan Dana Rp 76,5 Miliar

Kompas.com - 12/10/2022, 17:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dengan United Nations Development Programme (UNDP) melakukan kerja sama dalam strategi pendanaan biru atau blue financing untuk pengembangan ekosistem kelautan.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Financing Aggrement antara pemerintah Indonesia dengan UNDP, serta peluncuran dokumen blue financing strategy dalam Archipelagic and Island States (AIS) Forum.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dokumen blue financing strategy tersebut berisikan tentang arah bagi semua pihak untuk berkembang dan mencari praktik optimal dalam memanfaatkan potensi ekonomi kelautan yang menjanjikan.

Baca juga: Luhut Sebut Tahun Depan Kemungkinan Status Pandemi Indonesia Berganti Jadi Endemi

"Dengan kerja sama baik yang telah berlangsung antara pemerintah Indonesia dan UNDP, saya yakin AIS Forum akan dapat mencapai tujuan utama pembentukannya," ujarnya di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (12/10/2022).

"Yaitu untuk mewujudkan kerja sama yang saling membangun antara negara-negara peserta, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, blue economy, pengelolaan sampah plastik, dan pengembangan tata kelola maritim yang baik," lanjut Luhut.

Ia mengungkapkan, pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen pada berbagai program unggulan yang mendorong visi untuk bergerak menuju masa depan laut yang berkelanjutan. Termasuk dalam komitmen menyiapkan pendanaan sebesar 5 juta dollar AS atau Rp 7 miliar (asumsi Rp 15.300 per dollar AS).

"Berharap komitmen pendanaan sebesar 5 juta dollar AS yang disiapkan oleh pemerintah Indonesia ini dapat digunakan untuk mengimplementasikan program-program yang praktis, membumi, dan secara inovatif meningkatkan misi global penghidupan masyarakat pesisir," jelas dia.

Baca juga: Indonesia Tengah Hadapi Perfect Storm, Ini yang Dilakukan Luhut

Luhut menjelaskan, penandatangan dan penerbitan dokumen blue financing strategy ini, merupakan langkah lanjutan seiring dibentuknya AIS Forum setelah dilakukan Deklarasi Bersama Manado pada 1 November 2018 lalu. Forum ini beranggotakan 47 negara-negara kepulauan.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu memiliki peranan penting dalam ekonomi kelautan. Terlebih, RI memiliki 17.500 pulau dan 108.000 kilometer garis pantai dengan keanekaragaman hayati laut.

Perairan di Indonesia pun memiliki dua pertiga wilayah dengan perkiraan potensi tahunan mencapai 1,33 triliun dollar AS. Maka masih terdapat ruang besar untuk mengembangkan ekonomi kelautan yang perlu juga dikerjasamakan dengan sesama negara kepulauan di dunia.

Lewat kerja sama blue financing dengan UNDP ini, sekaligus diharapkan dapat mencegah dampak perubahan iklim terhadap kelautan di Indonesia.

"Dalam melestarikan dan melindungi laut kita, Indonesia menjaga komitmen untuk memperluas kawasan lindung laut menjadi 32,5 juta hektar pada 2030. Hari ini kita telah mencapai penyelesaian 86,5 persen dari target 2030," tutup Luhut.

Baca juga: Risiko Ancaman Nuklir Makin Nyata, Luhut: Kita Siapkan Kontingensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com