Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gejolak Bunga Kredit, Masyarakat Bakal Tunda Lagi Beli Rumah?

Kompas.com - 27/01/2023, 20:23 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak masyarakat menunda membeli rumah pada 2022 seiring dengan gejolak kenaikan suku bunga kredit akibat lenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Pada Desember 2022, tercatat suku bunga kredit mencapai 9,15 persen, naik 21 bps dibandingkan dengan level Juli 2022 sebelum tren kenaikan suku bunga acuan BI terjadi.

Hal itu membuat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) melambat dari 10 persen pada 2021 menjadi 7 persen pada 2022.

Namun Bank Indonesia (BI) tetap menaikkan suku bunga acuan sebanyak 2,25 persen menjadi 5,75 persen pada Januari 2023. Itu artinya masih ada potensi kenaikan suku bunga kredit, termasuk KPR.

Lantas apakah hal itu akan membuat masyarakat kembali menunda beli rumah?

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Sudah Tinggi, BCA: Kita akan Coba Tetap Pertahankan Bunga KPR dan KKB

Tetap beli rumah

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan masyarakat yang menunda beli rumah pada tahun lalu akan merealisasikan KPR pada tahun ini.

Oleh karena itu ia yakin pertumbuhan penyaluran KPR pada tahun ini akan mencapai 7,8-9 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan tahun 2022.

"Untuk suku bunga KPR memang mulai naik, tapi disatu sisi konsumen yang menunda beli rumah saat pandemi akan realisasikan pinjaman KPR tahun ini," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Namun ia mengatakan untuk merealisasikan pinjaman KPR tersebut, konsumen akan menurunkan ekspektasi rumah yang akan dibeli dengan membeli rumah yang jauh lebih terjangkau.

Baca juga: KPR FLPP 2023, Ada Kuota 220.000 Unit Rumah


Pasalnya, kenaikan bunga KPR akan turut mempengaruhi besaran cicilan KPR setiap bulannya sehingga kemungkinan konsumen akan memilih rumah yang lebih jauh dari pusat kota dengan pertimbangan harganya lebih murah.

"Perilaku konsumen bisa berubah, misalnya cari rumah yang lebih terjangkau meski lokasi jauh dari tempat kerja," ucapnya.

Terlebih tahun ini pemerintah akan menaikkan harga rumah subsidi yang penerapannya sedang menunggu aturan teknis dari Kementerian Keuangan.

Baca juga: BTN Bidik Pasar KPR Segmen Menengah Atas

Kedua hal ini tentu akan mendesak konsumen khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mengambil KPR rumah dengan harga yang lebih terjangkau.

"Segmen yang paling sensitif soal gejolak suku bunga KPR itu kan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), dibarengi naiknya harga rumah subsidi pasti efeknya cukup terasa," tukasnya.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com