Pastikan jumlah pinjaman yang diajukan tidak melebihi kemampuan dan sesuai dengan kondisi finansial bisnis yang sedang dijalani.
Dengan cara mengitung berapa besar pinjaman modal usaha yang dibutuhkan dan melihat jumlah pemasukan, pengeluaran, aset, dan utang usaha yang sedang dijalani.
Baca juga: 5 Tips Jualan Online agar Tidak Melanggar Hak Kekayaan Intelektual
3. Memperbaiki skoring kredit
Pada kesempatan yang sama, Direktur IdScore atau PT PEFINDO Biro Kredit Wahyu Trenggono menambahkan, sebelum mengajukan kredit pelaku UMKM juga perlu mempersiapkan diri.
Salah satunya dengan mengetahui kapasitas kredit pribadi di mata lembaga jasa keuangan. Pasalnya, bank atau non-bank akan melakukan penilaian pada calon debitur sebelum menyetujui pengajuan kredit.
"Penting buat kita adalah kita harus mempersiapkan diri pada saat kita mengajukan kredit. Untuk menyiapkan diri itu, kita harus tahu diri kita itu kapasitasnya seperti apa. Kita harus tahu positioning kita di mata lembaga keuangan," ungkap Wahyu.
Adapun indikator penilaian oleh lembaga jasa keuangan ini berupa scoring kredit calon debitur. Jika scoring pelaku UMKM buruk akibat gagal bayar dan telat membayar di pengajuan kredit sebelumnya, maka lembaga jasa keuangan sulit untuk menerima pengajuan kredit.
Sementara jika selama ini rekam jejak kredit pelaku UMKM bagus karena selalu tepat waktu membayar cicilan kredit, maka lembaga jasa keuangan akan meloloskan pengajuan kreditnya.
"Ini penting buat kita untuk bisa tahu berapa skor kita sehingga kita bisa tahu kondisi kita sudah bagus atau belum. Sehingga pada saat kita butuh tambahan modal dalam bentuk pinjaman, saya pergi ke bank tahu-tahu bank tidak bisa menerima. Jangan sampai seperti itu," tukasnya.
Baca juga: Cara Beli Saham, Tips, dan Strateginya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.