Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjenbun Luncurkan Aplikasi BABE-Bun untuk Dukung Penyediaan, Pengawasan dan Peredaran Benih Sawit

Kompas.com - 16/03/2023, 20:46 WIB
A P Sari

Penulis

SYL pun berpesan kepada jajarannya untuk mengoptimalkan penggunaan BABE-Bun. Ia tidak ingin aplikasi ini menambah keruwetan birokrasi PSR.

"(BABE-Bun) dikembangkan untuk mendukung komoditas perkebunan lainnya yang tidak hanya kelapa sawit. Segera selesaikan permasalahan penjualan benih online, susun regulasi tepat dan aplikatif dengan tetap mengedepankan asas saling menguntungkan," pintanya.

Besar harapan SYL agar BABE-Bun bisa mencapai target pengembangan kawasan tanaman perkebunan, sehingga bisnis benih tetap berjalan dan kesejahteraan petani bisa meningkat.

Sumpangan besar perkebunan untuk PDB

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal IV-2022 menunjukkan bahwa pertanian menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 39,35 persen atau Rp 432,01 triliun.

Sementara itu, nilai ekspor pertanian pada 2022 mencapai Rp 640,56 triliun. Dari nilai ini, ekspor perkebunan menyumbang Rp 622,37 triliun atau mengalami peningkatan 6,93 persen pada 2022.

Baca juga: Capai Target Swasembada Gula, Ditjenbun Dorong Peningkatan Produksi Tebu

Kontribusi perkebunan terbesar adalah kelapa sawit sebesar 75,22 persen, karet 8,37 persen, kelapa 4,10 persen, kakao 3,01 persen, kopi 2,75 persen, dan komoditas gabungan lain sebesar 6,18 persen.

Capaian tersebut menunjukkan bahwa perkebunan memiliki kontribusi besar terhadap pertanian Indonesia.

Meski demikian, perkembangan perkebunan di Tanah Air kerap menemui sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kondisi tanaman tua, rusak, atau tidak menghasilkan. Kondisi ini bisa berpengaruh terhadap kinerja perkebunan apabila tidak ditangani secara benar.

Pemerintah perlu mengoptimalkan semua potensi sumber daya perkebunan yang ada agar inovasi dan terobosan baru bisa terwujud.

Selain itu, perlu ada sumber-sumber pembiayaan non-APBN guna mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan benih berkualitas dan berlabel bagi para petani.

Baca juga: Respons Mentan SYL Soal La Nina, Ditjenbun Paparkan Program Atasi La Nina

Dirjenbun Andi Nur Alam Syah menuturkan, investasi perkebunan jangka panjang perlu dipersiapkan dengan baik. Salah satu faktor penting adalah pemilihan benih berkualitas.

"Pemilihan benih perkebunan harus memenuhi enam tepat yaitu tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga," tutur Andi yang turut hadir dalam acara Koordinasi Nasional Perbenihan Perkebunan, Kamis.

Ia menjelaskan, benih berkualitas dan berlabel adalah benih yang berasal dari kebun sumber benih yang telah ditetapkan oleh Dirjenbun atas nama Mentan.

"Benihnya disertifikasi dan dilabel. Penyalurannya diawasi oleh petugas Pengawas Benih Tanaman," ucapnya.

Andi melanjutkan, pihaknya mengambil langkah serius dalam menyiapkan benih tanaman perkebunan yang bermutu dan berlabel guna mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing industri perkebunan.

Baca juga: Cegah Kebakaran Hutan, Food Estate di Kalteng Disebut Kementan Jadi Role Model Nasional

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com