Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Butuh Kepastian dalam Menjalankan Bisnis di Tahun Politik

Kompas.com - 03/10/2023, 20:03 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, hal yang paling penting bagi para pengusaha ketika masuk ke tahun politik adalah kepastian. Di sisi lain, pengusaha dinilai membutuhkan kondisi politik yang stabil baik sebelum dan sesudah pemilihan demi menjalankan bisnisnya.

“Urusan siapa nanti (Pemilu) yang menang itu nomor dua, yang penting pengusaha dan investor mendapat kepastian,” kata Yunarto di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Dia mengatakan, indikator paling simple untuk mengukur kestabilan politik, potensi konflik, goncangan, adalah kepuasan publik. Jika kepuasan publik terhadap pemerintah menjelang pemilu dalam kondisi buruk yakni di bawah 60 persen, pemilu disebut bakal berjalan kompleks.

Baca juga: Ekonomika Pemilu 2024

Yunarto bilang, saat ini secara psikologis Indonesia memiliki modal yang kuat dalam menghadapi Pemilu di bandingkan 2014. Hal ini karena tingkat kepuasan mencapai 70 persen, yang artinya potensi konflik cukup kecil.

“Perut masyarakat kita tidak lapar, jadi kecenderungan konflik akibat politik itu kecil. Yang penting, siapa pun yang menang, kemungkinan besar adalah yang bicara mengenai keberlanjutan,” kata dia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan hal yang sama. Menurut dia, hal terpenting bagi pengusaha adalah stabilitas. Dia mengaku optimis bahwa tahun politik mendatang akan minim konflik, dengan kondisi makroekonomi saat ini yang cukup baik.

Baca juga: Ekonom: Pemilu Bakal Bawa Pertumbuhan Tingkat Konsumsi

“Yang penting bagi pengusaha dan yang ingin kami lihat adalah stabilitas. Jadi kalau ditanya perasaan pengusaha bagaimana, kami cukup optimis, karena kami melihat kondisi makro ekonomi dalam posisi yang baik,” jelas dia.

Di sisi lain, dia menilai kepuasan publik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 70 persen, memberikan signal baik. Ini ditambah dengan visi calon pemimpin baru yang juga inline, dan supportif dengan agenda reformasi sktruktural saat ini.

“Dengan kata lain, mereka mau melanjutkan reformasi struktural ini. Kalau kita lihat ekpektsi dari demokrasi ini lebih mature dari pemilu sebelumnya dimana pemilih di Indonesia berada di rentang usia 22-30 tahun,” ungkapnya.

Baca juga: Menakar Dampak Belanja Caleg Pemilu 2024 ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Namun, Shinta mewaspadai adanya kemungkinan calon pemimpin yang menebarkan kebijakan populis, atau pendekatan politik atas nama rakyat yang semata ingin menarik pendukung saja.

“Dobrakan seperti itu, kita harus berhati-hati, apakah dobrakan itu sesuai untuk membantu dunia usaha atau agar mendapat banyak pendukung?,” ungkapnya.

Shinta berharap pemimpin kedepannya mampu bekerja lebih keras untuk membawa Indonesia menjadi negara high income sebelum bonus demografi berakhir. Selain itu, tren ekonomi global seperti industri 4.0, digitalisasi ekonomi, dan perubahan iklim juga diharapkan dapat terus digaungkan dan mendukung agenda pertumbuhan dan transformasi ekonomi saat ini.

Baca juga: Luhut: Investasi Tidak Boleh Berhenti Hanya Karena Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com