Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Respons Cak Imin soal Hilirisasi Ugal-ugalan: Sudah Memenuhi Standar, di Mana Ugal-ugalannya?

Kompas.com - 24/01/2024, 16:39 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia merespons penyataan calon wakil presiden (Cawapes) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menyebutkan hilirisasi sumber daya alam (SDA) dilakukan dengan ugal-ugalan.

Bahlil mengatakan, hilirisasi di sektor pertambangan dilakukan dengan memerhatikan lingkungan, norma, dan aturan. Karenanya, ia menilai upaya hilirisasi SDA tidak dilakukan dengan ugal-ugalan.

"Yang namanya hilirisasi industri tambang itu kan semuanya harus memenuhi kaidah, norma, dan aturan. Contoh AMDAL-nya dia harus selesaikan, izinnya harus diselesaikan, lingkungannya harus diselesaikan," kata Bahlil di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Cak Imin: Hilirisasi Dilakukan Ugal-ugalan

"Jadi kalau sudah memenuhi standar, di mana ugal-ugalannya?," sambungnya.

Bahlil mengatakan, upaya hilirisasi memang dilakukan dengan masif guna mendorong percepatan nilai tambah dari kegiatan sebelumnya yang hanya mengekspor bahan mentah.

Ia mengatakan, hal tersebut dapat dilihat dari neraca perdagangan yang surplus selama 36 bulan berturut-turut.

"Yang bilang ugal-ugalan itu, yang bersangkutan kali yang ugal-ugalan," ucap dia.

Sebelumnya, Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, menyoroti upaya hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan oleh pemerintah.

Dalam gelaran Debat Capres Kedua, pria yang akrab disapa Cak Imin itu bilang, hilirisasi SDA dilakukan pemerintah secara ugal-ugalan.

"Kita menyaksikan dalam proses pertambangan dan bisnisi tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan," kata dia dalam Debat Cawapres Kedua, di Senayan JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Apa Itu Hilirisasi yang Sering Disebut-sebut dalam Debat Capres-Cawapres 2024

Cak Imin bilang, hilirisasi yang dilakukan secara ugal-ugalan tercermin dari berbagai dampak negatif yang dihasilklan seperti kerusakan, kecelakaan kerja, hingga dominasi tenaga asing.

"Di sisi yang lain juga perkembangan hilirisasi maupun tambang tidak signifikan dengan kesejahteraan sekitar," ujarnya.

Ketua Umum PKB itu menyebutkan, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah pertambangan, yang mampu menorehkan pertumbuhan ekonomi mencapai 13 persen. "Tapi rakyatnya tetap miskin dan tidak bisa menikmati," ucapnya.

Baca juga: Gibran Sebut Hilirisasi Akan Bantu Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com