Tak hanya itu, BI juga akan melihat apakah terdapat kesempatan untuk dapat menurunkan suku bunga acuan pada 2024 ini.
"Kami akan terus perkuat bauran kebijakan moneter tetap prostability, sambil melihat celah-celah semester II, apakah ada ruang turunkan suku bunga, menstabilkan kurs," tandas dia.
Baca juga: Walau Melemah, BI Sebut Rupiah Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia hingga Won Korea
Sebelumnya Perry sempat berujar, era kebijakan pengetatan moneter The Fed diproyeksi telah berakhir, dan pasar berekspektasi suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) mulai turun pada kuartal I atau kuartal II.
"Tetapi ternyata data-data terakhir kayaknya FOMC (pertemuan pejabat The Fed) sabar untuk tidak buru-buru menurunkan FFR karena ekonomi masih tumbuh bagus dan inflasi inti juga belum turun di bawah sasaran," ujarnya.
Sinyal The Fed yang tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga acuannya membuat indeks dollar AS menguat.
Tercatat indeks dollar AS bergerak di kisaran 103, sehingga menekan mata uang lain, termasuk rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.