Dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan, Jasa Raharja tetap berpegang pada standar internasional, khususnya ISO 31000:2218 tentang Manajemen Risiko. Inisiatif untuk memperkuat kesadaran risiko di Jasa Raharja setidaknya terbagi menjadi tiga bagian utama: Penguatan, Kebijakan, dan Pengukuran.
Pada tahap penguatan, kegiatan pembinaan, webinar, pelatihan, dan uji kompetensi menjadi instrumen utama. Dengan memanfaatkan teknologi, kegiatan pembinaan manajemen risiko dilakukan kepada seluruh unit kerja, baik di kantor cabang maupun kantor pusat.
Webinar dan pelatihan, dengan menghadirkan pakar di bidang manajemen risiko, menjadi wahana penting untuk menyampaikan pemahaman terkini kepada pegawai.
Selain itu, keikutsertaan pegawai dalam uji kompetensi dan sertifikasi manajemen risiko mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pengembangan keahlian pegawai di bidang ini.
Metode pembelajaran mandiri juga difasilitasi oleh Perusahaan, melalui video pembelajaran yang tersedia pada portal intranet Perusahaan secara online. Pemahaman atas pembelajaran tersebut juga diuji untuk memastikan kualitasnya terjamin sesuai dengan harapan.
Dari sisi kebijakan, formulasi dan prosedur menjadi langkah selanjutnya dalam memastikan pengendalian risiko secara efektif. Kebijakan manajemen risiko harus sejalan dengan strategi perusahaan dan toleransi risiko.
Dokumen-dokumen seperti pedoman manajemen risiko, dan peringkat risiko menjadi panduan penting dalam proses manajemen risiko yang terintegrasi, terstruktur, sistematis, dan menyeluruh.
Pengukuran maturitas manajemen risiko sebagai inisiatif lanjutan dalam memperkuat kesadaran risiko, menjadi langkah kritis untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah mengintegrasikan prinsip-prinsip manajemen risiko.
Melalui GRC Risk Maturity Assessment (GRC-RMA), Jasa Raharja dapat mengukur sejauh mana kematangan penerapan manajemen risiko. Pengukuran ini menjadi landasan untuk analisis dan evaluasi manajemen risiko secara menyeluruh.
Salah satu upaya berkelanjutan dalam praktik baik penerapan manajemen risiko, Jasa Raharja telah memiliki peta jalan (roadmap) Pengembangan Manajemen Risiko dan Target Skor Maturitas Manajemen Risiko 2021- 2026, yang akan menjadi panduan untuk perjalanan perusahaan di masa mendatang.
Pencapaian skor bukan sebagai make up dari Perusahaan saja, namun dalam upaya menguatkan budaya risiko yang berjalan di setiap proses bisnis dan pada perilaku seluruh Insan Perusahaan.
Jasa Raharja menyadari, pengelolaan risiko yang baik tidak menjamin bahwa risiko tidak akan terjadi, khususnya incident yang diakibatkan man made atau natural yang dapat memberikan dampak kerugian atas keberlangsungan kegiatan usaha perusahan.
Maka sebagai langkah mengelola dampak insident tersebut diperlukan suatu metode untuk ketahanan dan sustanibility menghadapinya.
Baca juga: CEO Marsh McLennan Indonesia: Industri Manajemen Risiko di Indonesia Siap Bangkit Pascapandemi
Business Continuity Managemen (BCM) yang diterapkan Jasa Raharja melalui sertifikasi ISO 22301-2019 menjadikan perusahaan mampu menghadapi adanya incident baik man made ataupun natural yang berdampak mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
Penetapan Business Continuity Plan (BCP) pada 6 binsis kritikal menjadi perisai Jasa Raharja dalam menghadapi situasi krisis akibat incident yang mengganggu kelangsungan usaha.