Indeks kepercayaan ekonomi 6 bulan ke depan ZEW Economic Sentiment periode Desember 2023, menunjukkan kenaikan ke-23, dibandingkan bulan sebelumnya di 13,8.
Ekonomi Eropa diperkirakan akan bertumbuh sebesar 0,5 persen di 2024, sedikit meningkat dibandingkan estimasi 2023 di 0,4 persen (sumber: Bank of Singapore, Desember 2023).
Beralih ke timur, lembaga pemeringkat hutang, Moody’s, memangkas outlook dari surat hutang China dari Stable menjadi Negative, namun tetap mempertahankan peringkat pada level A1.
Moody’s memperkirakan PDB China akan melambat ke kisaran 4 persen di 2024 dan 2025, dan akan berada di rata-rata 3,8 persen untuk periode 2026 hingga 2030.
Pemerintah China sepanjang tahun ini telah merilis sejumlah stimulus dalam skala terbatas untuk membantu sektor properti dan memperkuat pasar saham. Namun hal ini belum berhasil menopang sentimen secara berkelanjutan.
Dari sisi fundamental, aktivitas manufaktur mulai menunjukkan ekspansi di 50,7, diikuti oleh penjualan ritel yang mulai meningkat di 7,6 persen.
Sementara itu, dari dalam negeri, inflasi bulan November dirilis di 2.86% secara y-o-y. Angka inflasi yang cukup terkendali dan kebijakan Fed yang lebih dovish mendorong Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate di 6,0 persen.
Menurut survey analis Bloomberg, Bank Indonesia diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga pada kuartal ketiga 2024.
Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 2,71 persen sepanjang bulan Des-23. Saham di sektor Material Dasar dan Energi memimpin penguatan, masing-masing sebesar 6,62 persen dan 4,05 persen.
Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen pada 2024, dan akan tetap stabil pada tahun berikutnya.
Proyeksi dari peningkatan perekonomian Indonesia tahun ini merupakan buah dari kondisi yang membaik dari tahun lalu. Tak hanya itu, perhatian investor mulai tertuju pada persiapan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
Secara historis, masa persiapan Pemilu memberikan sentimen yang cukup positif pada kinerja pasar saham.
Seperti halnya yang terjadi di negara maju, pergerakan harga pasar obligasi domestik di bulan Desember 2023 mulai mengalami kenaikan sebagai imbas dari penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Imbal hasil pemerintah RI tenor 10 tahun juga bergerak turun, dari level 6,629 persen ke level 6,48 persen pada penghujung Desember.
Investor asing mencatat pembelian bersih pada SBN sebesar Rp 18,49 triliun di bulan Desember. Harga minyak global yang melandai turut mendorong penguatan pasar obligasi Indonesia.
Baca juga: Proyeksi Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Melambat Tahun Ini