Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Siapkan Strategi untuk Amankan Pasokan Beras Juni - Oktober 2024

Kompas.com - 13/03/2024, 16:20 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengkhawatirkan produksi beras pada Juni hingga Oktober 2024 tidak dapat memenuhi kebutuhan beras nasional.

Sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas tanam padi pada Februari 2024 lebih rendah dibandingkan periode 2019-2023, yakni menjadi 5,49 juta hektare atau turun 1,9 juta hektare atau 26,2 persen dari semula 7,44 juta hektar.

Selain itu, volume pupuk subsidi berkurang sebesar 50 persen dari 9,55 juta ton menjadi 4,7 juta ton pada 2024. Ditambah adanya perubahan iklim el nino yang masih berlangsung sampai saat ini.

Baca juga: Istana Bingung Harga Beras di Cipinang Turun, di Warung Masih Mahal

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/GOLVR Ilustrasi beras.

Oleh karenanya, ketiga faktor tersebut tentu akan berdampak pada penurunan produksi beras yang kemudian akan menyebabkan harga beras menjadi melambung.

"Tren itu kondisi harga beras naik kurang lebih 56 persen akibat dampak el nino sehingga kami menganggap kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicari solusinya," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Untuk itu, Kementan telah menyusun sejumlah solusi untuk meningkatkan produksi beras agar dapat mencapai target sebesar 32 juta ton pada 2024.

Pertama, mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dan pengambilannya boleh menggunakan KTP.

Baca juga: Info Pangan 13 Maret 2024: Harga Beras dan Telur Naik, Daging Sapi Turun

Kedua, memperluas area tanam padi melalui pompanisasi air sungai di 11 provinsi untuk lahan pertanian.

Solusi ini difokuskan untuk di Pulau Jawa seluas 500.000 hektare, luar Pulau Jawa seluas 500.000 hektare, dan 500.000 hektare akan ditanami padi gogo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com