Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nuri Taufiq
Pegawai Negeri Sipil

Statistisi di Badan Pusat Statistik

Problematika Kemiskinan dan Ketimpangan yang Tak Kunjung Usai

Kompas.com - 02/07/2024, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka kemiskinan pada 1 Juli 2024. Angka kemiskinan yang dipotret berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2024 berada pada angka 9,03 persen atau setara dengan sekitar 25,22 juta orang.

Secara historis angka kemiskinan kondisi Maret 2024 yang sebesar 9,03 persen ini sudah berada di bawah angka kemiskinan pada saat sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal 2020 lalu.

Pada Maret 2019 lalu, angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,41 persen. Angka kemiskinan secara meyakinkan mampu turun sebesar 0,38 persen poin pada periode year-on-year Maret 2019 – Maret 2024.

Selain itu, dari sisi nilai indikator indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan juga menunjukkan sinyal positif.

Indeks kedalaman kemiskinan merupakan representasi rata-rata jarak pengeluaran tiap-tiap penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Semakin tinggi nilai indeks ini, maka semakin besar gap atau semakin dalam jarak antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

Sementara indeks keparahan kemiskinan, yang merepresentasikan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh sebaran jarak pengeluaran di antara penduduk miskin.

Tercatat pada Maret 2024, kedua indikator tersebut menunjukkan angka yang sudah lebih baik jika dibanding angka sebelum pandemi.

Pada Maret 2024, Indeks kedalaman kemiskinan tercatat sebesar 1,461, menurun 0,092 poin jika dibandingkan dengan Maret 2019 sebesar 1,553.

Sedangkan indeks keparahan kemiskinan juga tercatat turun sebesar 0,027 poin dari 0,374 pada Maret 2019 menjadi 0,347 pada Maret 2024.

Dari sisi ketimpangan berdasarkan pengeluaran penduduk dengan menggunakan nilai Gini Ratio juga menunjukkan sinyal positif, yaitu sebesar 0,347. Jika sebelumnya angka Gini Ratio belum menunjukkan perbaikan beberapa tahun terakhir akibat pandemi.

Saat ini angka ketimpangan sudah lebih baik jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi. Sebagai catatan bahwa Gini Ratio pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,382, sementara angka pada Maret 2023 masih berada di atas angka Maret 2019, yaitu sebesar 0,388.

Keberhasilan pemerintah dalam pencapaian angka kemiskinan maupun ketimpangan 2024 merupakan catatan positif.

Pasalnya, baik angka kemiskinan maupun ketimpangan kali ini menjadi angka terendah dalam satu dekade terakhir.

Pencapaian ini bukanlah perkara mudah di tengah tekanan perekonomian global yang tidak pasti maupun ancaman perubahan iklim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Tambal' Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

"Tambal" Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun

Whats New
Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo

Whats New
Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Sri Mulyani: Aset Pemerintah Capai Rp 13.072,8 triliun

Whats New
Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit BNI dan Kegunaannya

Spend Smart
Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Kolaborasi dan Literasi Penting untuk Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Pembayaran

Whats New
Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Bapanas Sebut Harga Acuan Gula Pasir Rp 17.500 Per Kg Masih Rasional, Mengapa?

Whats New
Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Buka-bukaan Bos Garuda Indonesia soal Potong Gaji dan Pensiun Dini Karyawan

Whats New
ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

ICDX Bidik Volume Transaksi 14,2 Juta Lot, Maksimalkan Penyerapan Produk Derivatif

Whats New
Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Ketahui, Kupon Pertama SBR013 Cair 10 Agustus 2024

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Kemenhub dan US Coast Guard Bidik Potensi Kerja Sama Maritim

Whats New
Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Jangan Bingung Saat Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan-pertanyaan Ini di Akhir Sesi

Work Smart
Penumpang 'Tap In' dan 'Tap Out' di Stasiun yang Sama, LRT Jabodebek Kenakan Tarif Maksimal

Penumpang "Tap In" dan "Tap Out" di Stasiun yang Sama, LRT Jabodebek Kenakan Tarif Maksimal

Whats New
Letak CVV Kartu Debit Mandiri dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit Mandiri dan Kegunaannya

Spend Smart
Siap Melantai di BEI, Perusahaan Pembekuan Biota Air ISEA Lepas 290 Juta Saham ke Publik

Siap Melantai di BEI, Perusahaan Pembekuan Biota Air ISEA Lepas 290 Juta Saham ke Publik

Whats New
Melihat Prospek Saham-saham Sektor Perbankan, Layak Koleksi?

Melihat Prospek Saham-saham Sektor Perbankan, Layak Koleksi?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com